DEFINISI METODOLOGI STUDI ISLAM (ANNISA AYU ULIL AMRI)


DEFINISI METODOLOGI STUDI ISLAM

ANNISA AYU ULIL AMRI (4)

TADRIS MATEMATIKA
INSTITUT  AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO
Jl. Ki. Hajar Dewantara 15a, Iringmulyo,Kota Metro, Lampung 34111


Abstrak
Dalam kajian studi islam ini tentu saja bertujuan untuk mengetahui tentang pengertian metodologi studi islam dan pentingnya mempelajari mata kuliah ini. Metodelogi studi islam juga bernamakan metodelogi studi agama. Sedang, agama sendiri bermaknakan pendidikan yang bermula dari Tuhan atau hasil resapan manusia yang terdapat dalam kitab suci yang tidak ditulis di atas helaian secarik kertas, tidak juga dikatakan oleh lidah melalui suara, melainkan terlukis menggunakan tinta ciptaan Allah di ruang dan kamar-kamar hati dalam fitrah manusia. Agama dan jenis-jenisnya sangatlah pokok sebagai bekal kita menjalani hidup. Hal yang mendasari alasan pentingnya sebuah agama dilatarbelakangi oleh fitrah manusia, kelemahan dan kekurangan manusia, serta tantangan yang berhubungan dengan godaan. Seiring dengan zaman yang semakin global ini, kasus-kasus pelanggaran terhadap kaidah-kaidah agama juga semakin bermunculan. Cara yang dapat dilakukan salah satunya ialah dengan memangkas peristiwa ini dengan tertanamnya pendidikan berkarakter.
Berperan selaku agama sakral yang diridhoi Allah teruntuk umat seluruh manusia, islam bisa dijadikan  jalan keluar yang baik. Hal yang mendasari itu dikarenakan ajaran islam dapat mengatur seluruh sistem kehidupan yang manusia lakukan, misalnya tentang pendidikan anak. Oleh sebab itu, fungsi metodologi studi islam ini salah satunya ialah membubuhi pengajaran mengenai bagaimana cara memberikan ajaran dan pendidikan kepada anak-anak dengan jalan, metode, dan pengaplikasiannya yang patut dan sesuai syariat islam untuk membangun karakter yang terpuji di dalam diri mereka. Secara bahasa, pendidikan anak merupakan bimbingan  kepada anak-anak yang bisa dibimbing oleh orang tua mereka, atau guru sebagai pengajar maupun masyarakat. Pendidikan yang akan diperuntukkan bagi anak-anak inilah yang memiliki peran penting dalam pengembangan suatu negara untuk kehidupan dan kemajuan pada waktu yang akan mendatang. Pendidikan ini juga yang seharusnya ditanamkan sejak dini, supaya melahirkan generasi yang bermartabat. Kurang lebih begitulah seperti tujuan dalam memberikan pendidikan islam agar semakin maju zaman ini, maka semakin maju pula pola pikir manusia, sehingga tak ada lagi fenomena-fenomena mengenai pengingkaran norma agama.
Metodologi ini adalah suatu doktrin yang pada mulanya berawal dari tata tertib Tuhan dalam agama islam. Ruang ligkup studi ini mencakup seluruh rangkaian, sistem, dan fenomena di dalam kehidupan manusia ini adalah tentang bagaimana manusia dapat memanagemen waktu dengan secermat dan sebaik-baik mungkin dalam melakukan kebaikan (amaliah). Para zaman kehidupan Rasulullah SAW, metodelogi studi islam ini diaplikasikan di masjid-masjid. Dengan mempelajari metodelogi studi islam ini, manusia diharapkan mampu menjadi teladan yang baik dalam menerapkan ajaran islam agar menjadi muslim sejati yang bijak dalam menyikapi zaman modern dan era globalisasi.

Kata kunci: Agama dan karakteristiknya, pentingnya agama, metodologi studi islam, ruang lingkup, kedudukan metodelogi sudi islam, dan tujuan mempelajari metodologi studi islam.

Abstract
In the study of Islamic studies, of course, it aims to find out about the understanding of the methodology of Islamic studies. The methodology of Islamic studies is also called the methodology of religious studies. Meanwhile, the religion itself means education originating from God or the results of human absorption contained in the scriptures which are not written on strands of paper, nor said by the tongue through sound, but rather painted using ink created by Allah in the room and rooms of the heart in nature human. Religion and its types are very basic as we provide life. The underlying reason for the importance of a religion is the background of Human Fitrah, Weakness and Human Weakness, and temptation-related challenges. Along with this increasingly global era, cases of violations of religious norms are also increasingly emerging. One way that can be done is to cut this event by embedding character education. Islamic religion plays a role as a sacred religion that is blessed by Allah for the people of all humanity, Islam can be a good solution. The underlying thing is because Islamic teachings can regulate the whole system of life that humans do, for example about children's education. Therefore, one of the functions of the methodology of Islamic studies is to give instruction on how to provide teachings and education to children by means, methods and systems that are appropriate and in accordance with the Islamic Shari'a to build a commendable character within them. In language, children's education is guidance to children who can be guided by their parents, or teachers as teachers or the community. This education will be for children who have an important role in developing a country for life and progress in the future. This education should also be instilled early, so as to give birth to a generation of dignity. More or less that is like the goal in providing Islamic education to be more advanced this time, so the more advanced the human mindset, so that there are no more phenomena regarding the denial of religious norms. This methodology is a doctrine that originally originated from God's order in Islamic religion. The ligkup room of this study covers all series, systems, and phenomena in human life, this is about how humans can manage time carefully and as well as possible and do good (amaliah). The days of the Prophet's life, the methodology of Islamic studies was applied in mosques. By studying the methodology of Islamic studies, humans are expected to be good examples in applying the teachings of Islam to become true Muslims who are wise in addressing the modern era and the era of globalization.

Key words: religion and characteristics, importance of religion, methodology of Islamic studies, scope, position of Islamic sudi methodology, and the purpose of studying the methodology of Islamic studies.
 
A.           Pendahuluan
Metodologi studi islam termasuk pendidikan yang sangat prima, karena metodologi studi islam (MSI) ini merupakan pendidikan islamik yang mengajarkan kita menjadikan manusia sebagai makhluk yang bertaqwa kepada Allah, patuh kepada perintah Allah, dan menghindari apapun yang dilarang oleh-Nya, serta berahlak mulia. Dan studi islam ini pun mengajarkan kita untuk selalu menghormati orang yang lebih tua, terutama kepada kedua orang tua, toleransi, dan sikap fleksibilitas dalam mengjajaki pertumbuhan arus sistem kemajuan zaman di dunia yang semakin mengglobal. Yang dimaknai dengan studi islam yaitu pendidikan dan tuntunan yang mengajarkan kita terhadap ajaran-ajaran atau aliran-aliran yang sumbernya berasal dari agama islam sendiri. Studi islam ini sebaiknya diajarkan dan ditanamkan sejak dini, supaya anak-anak mengenal siapa Tuhannya, siapa Nabinya, apa kitabnya, bagaimana mengenal hukum-hukum islam dan ajaran-ajaran dalam islam, juga mengajarkan dan menumbuhkan dalam diri mereka tentang rasa iman atau keyakinan dengan adanya hal tersebut. Selain dari pada hal itu, studi islam tidak hanya dikembangkan ataupun  disampaikan melalui guru yang lazimnya dinyatakan dengan pengajar dan pendidik saja, karena pada awalnya, pendidikan islam dikembangkan dari Nabi kita, Muhammad SAW kepada sahabat-sahabatnya, dai, kiyai, usatadz-ustadzah, sampai kepada segenap umat islam sampai saat yang sekarang ini.  
Berhubungan dengan metodologi studi islam ini, pendidikan agama islam sangatlah penting. Pada dasarnya, pendidikan agama islam saling melengkapi dan memiliki tujuan yang sama, yakni dalam aktivitas kehidupan, peserta didik tidak akan lepas dari pengalaman agama, berakhlakul karim, berkepribadian utama, dan berwatak sesuai dengan ajaran agama islam. [1]
Islam berpusat atau berpacu dan berorientasi terhadap dua pedoman hidup, diantaranya Al-quran dan al-hadist sebagai sumber utama tujuan islam dalam menanggapi dan memberikan keputusan yang berkaitan dengan fenomena yang sedang dipermasalahkan atau didiskusikan pada saat itu. Selain hanya itu, di dalam ruang lingkup islam juga terdapat banyak sekali aturan-aturan kehidupan dan aktifitas yang dilakukan manusia setiap hari. Yang dalam hal itu tidak hanya mengacu pada topik mengenai pendidikan formal saja, melainkan juga belajar dalam bentang lingkup pendidikan sehari-hari. Sebagaimana kaidah ketentuan tentang semua tata cara di kehidupan yang menata dan mengurus sesuatau, kegiatan jual dagang dan perekonomian adalah sebagai contohya.
 Adanya agama islam yang dipikul dan disiarkan oleh Nabi Allah SAW, diyakini dan dipercayai bisa menjamin serta memperbaiki, juga merubah seluruh tata cara terwujudnya kehidupan seluruh umat. Petunjuk dan petuah agama yang mencakup seluruh sudut pandang kehidupan manusia, sebagaimana halnya tercantum di dalam pedoman dan sumber ajarannya. Al-quran dan hadist terpandang ideal dan agung supaya dapat direalisasikan dalam kehidupan nyata yang berbasis islami. Islam memberikan pelajaran pada setiap lapisan kehidupan yang dinamis dan berhaluan ke arah perbaikan dari keadaan sekarang (kehidupan dunia politik), toleransi dan fleksibelitas  dengan menghargai setiap pendapat pemikiran seseorang dan masukan ide-ide melalui tingkat kelajuan ilmu pengetahuan global dan teknologi informasi yang semakin mendunia, dapat berbuat sebanding dalam melengkapi kebutuhan jasmani dan rohani,  tiada putus-putusnya untuk selalu memuaikan dan membiasakan diri terhadap kepedulian sosial, menghargai dan menanajemen waktu, mempunyai sikap terbuka dan demokratis, berorientasi atau berpatokan pada kualitas, egaliter, berakhlak mulia, dan masih banyak yang lainnya.
Al-quran merupakan wahyu Allah sekaligus pesan-pesan suci dari Allah yang diturunkan dan dititipkan dengan Rasulullah saw sebagai perantaranya. Al-quran yang berperan sebagai  petunjuk untuk dijadikan pedoman atau pegangan dalam mengarungi kehidupan di alam dunia dan meraih pula kebahagiaan di alam akhirat kelak. Al-quran ditujukan bagi semua umat manusia tanpa terkecuali yang hidup di alam fana ini, dari masa sebelum kelahiran Nabi Allah Muhammad saw hingga kiamat dan penyempurna dari segala pedoman, dan acuan, juga penyempurna kitab lain yang telah Allah turunkan sebelum al-quran. Sedangkan hadist merupakan percakapan atau perkataan yang Rashulullah saw lakukan dahulu ketika beliau masih hidup. Hadist inilah sebagai acuan yang digunakan sebagai landasan dalam mengambil keputusan tentang perkara yang terjadi pada waktu itu, sedangkan ketika kejadian itu belum ada sesuatu pun perkara sama yang sudah diputuskan atau pembahasannya atau juga hukumnya di dalam kitab Al-quran. Namun, jika tetap saja di dalam al-quran dan al-hadist tak ada hukumnya mengenai suatu perkara yang sedang dikeluhkan, maka itulah salah satu perannya metodologi studi islam. Atas pendidikan inilah, sosok para alim ulama dan tokoh agama bermusyawarah menyimpulkan keputusan berdasarkan ilmu islam yang tidak bertentangan ajaran di dalam kitab Al-quran dan as-sunnah serta dapat dijadikan  jalan keluar serta solusi yang baik dalam menyelesaikan dan menuntaskan masalah yang disidangkan tersebut beserta perbedaan pendapat yang menjadi dampak dalam masaslah-masaslah yang ditimbulkan. Dan proses dalam menafsirkan dua sumber utama syariah (Al-quran dan al-hadist) disebut fiqh (secara harfiah berarti kecerdasan) atau hukum islam.[2]
 Dan dengan izin Allah, meskipun dalam hadist tidak ada, dengan adanya keyakinan dan kebenaran mematuhi keputusan yang meskipun hanya di dapat dari musyawarah para alim ulama dan tokoh besar islam, maka tetap saja kita tetap berpegang teguh pada Allah dan Rashulullah saw, Al-quran dan al-hadist, karena mematuhi ulil amri sama saja mematuhi keduanya, apabila tidak bertentangan dan seiring sejalan dengan perintah-Nya. Jika umat muslim mengikuti aturan didalam Al-quran dan al-hadist maka hidupnya akan berjalan lurus, aman, tentram dan damai dalam segala kegiatan yang ia jalani. Karena sudah menjadi publik yang sangat jelas bahwasannya ajaran-ajaran agama islam merupakan sistem yang mengatur tata keimanan sebagai penyempurna segala peribadatan sebelum-sebelumnya. Apabila ia tak berpedoman pada al-quran dan al-hadist, maka bisa jadi mereka masih bahagia di dunia, tetapi kita tidak tahu seberapa ganjaran yang Allah jatuhkan kepadanya di alam setelah hidup di bumi ini berakhir, akhirat nanti namanya. Sedang, tradisionalis percaya bahwa setiap penyimpangan oleh ajaran hukum Al-quran seperti yang dijelaskan oleh Nabi saw dan dipraktikkan oleh modernis ahli hukum islam adalah sebuah konsep konsep assing yang tidak dapat benar jika dikaitkan dengan islam , melainkan lebih sebagai pendapat ahli hukuj itu sendiri. [3]
Baik pula jika seseorang mempunyai iman maka hidupnya akan merasakan ketentraman didalam hatinya. Iman adalah dasar kekuatan dan keteguhan dalam pribadi setiap manusia. Jika orang mempunyai iman maka ia tak akan pernah terbawa oleh arus gelombang-gelombang kehidupan setiap zaman, dan ia teringkar dari kata tergulung oleh gelombang-gelombang yang menerjang arus kehidupan. Selain itu, telah disebutkan bahwa islam juga mengajarkan supaya manusia tidak  melulu memfokuskan tujuan kehidupan bahagia didunia saja, akan tetapi manusia juga harus memikirkan bagaimana kehidupan setelah kehidupan di dunia berakhir (ahirat). Selanjutnya, islam adalah agama sempurna yang ajaranya datang dari Allah SWT, kemudian diamanahkan kepada Rashulullah rahmat semesta alam sebagai nabi terakhir kepada seluruh umat manusia. Setelah datangnya agama penyempurna, yakni agama islam, maka agama islam merupakan satu-satunya agama yang diperkenankan Allah dan selain dari agama islam adalah agama yang tidak diizikan Allah SWT. Oleh karena itu pula, manusia dibekali dengan pendidikan islam yang seharusnya ditanamkan sejak dini, agar manusia selalu berada dijalan yang lurus berdasarkan syariat agama islam.
Manusia hidup di dunia ini diibaratkan dengan menanam bibit yang akan berbuah. Apabila umat manusia menanam benih-benih, pasti suatu saat akan memetik buah hasil panennya, dan mereka pasti akan mendapatkan hasilnya sesuai dengan apa yang mereka tanam dan dengan bagaimana mereka merawatnya.
Begitupun manusia, jika manusia memanfaatkan kesempatan umur di hidupnya dengan menanam benih-benih kebaikan (amaliah), maka kebaikan-kebaikan  tersebut akan dipanen dan dituah pada saat diakhirat kelak, setelah berakhirnya kehidupan di dunia. Allah pasti akan membalas kebaikan-kebaikan yang ditanam melalui bibit yang berujung menjadi pohon yang berbuah tersebut, dengan memberikan kedudukan dan posisi yang sesuai amalan mereka dan menempatkan orang-orang tersebut didalam syurganya Allah SWT. Begitupun sebaliknya, apabila umat manusia melakukan atau melaksanakan atau menanam benih-benih amalan keburukan, maka hasilnya yang akan dipanen ketika diakhirat kelak, dan pasti sesuai dengan apa yang mereka perbuat selama mereka hidup di dunia dan mereka itu akan diberikan balasan yang setimpal dengan buah yang mereka petik, Allah akan memperlakukan mereka yaitu dengan cara manusia tersebut akan dimasukkan kedalam nerakanya Allah SWT. Oleh karena itu, manusia diberikan ilmu pendidikan, khususnya tentang adab. Baik adab manusia kepada Tuhannya, adab kepada sesama manusia, juga adab dengan alam sekitar mereka.
Manusia-manusia itu sama saja seperti kita, bagaimana kita akan menanam dan memanen hasil dari bibit yang sudah disiamkan. Dalam kehidupan, tak mungkin kita akan selalu berjalan mulus, pasti kita akan menemukan problematika dalam kehidupan kita. Oleh karena itu, dalam memutuskan suatu perkara janganlah kita sembarangan mengambil keputusan. Itulah mengapa, dengan cara diadakan mata kuliah Metodelogi Studi Islam ini diperguruan tinggi untuk memberikan pengetahuan dan pendidikan yang sesuai dengan syariat islam sebagai bekal unrtuk menjalani kehidupan di dunia dan mencapai kebahagiaan di akhirat, karena setiap peneliti studi islam diwajibkan untuk melakukan kajian dengan metode critical thought, tidak hanya berpatokan pada praktik pemikiran tertentu yang digunakan, maupun objek pemikiran yang menjadi titik fokus perhatian sebuah penelitian.[4]


B.            Agama dan Unsur Karakteristik Agama
Terdapat 4 unsur yang berperan sebagai karakteristik agama sebagai berikut :
a)             Pertama, unsur kepercayaan terhadap kekuatan yang berawal dari sesuatu tak kasat mata.
b)            Kedua, unsur keyakinan bahwasannya tingkat kebahagiaan dan puncak kesejahteraan hidup di alam dunia dan akhirat, tergantung pada adanya jalinan yang baik dengan kekuatan yang dimaksudkan.
c)             Ketiga, unsur respon efek balik yang bersifat emosional dari diri manusia.
d)            Keempat, unsur paham akan keberadaan yang kudus (sacred) dan suci, dalam bentuk kekuatan gaib, dalam wujud kitab suci yang mengandung ilmu-ilmu agama yang berkaitan, tempat-tempat tertentu yang dianggap keramat, perlengkapan untuk menyelenggarakan upacara-upacara, dan sebagai macamnya.
Berdasarkan uraian tersebut, kita dapat memutuskan suatu kesimpulan bahwa agama adalah pendidikan yang bermula dari Tuhan atau hasil resapan manusia yang terdapat dalam kitab suci yang diturunkan ke generasi berikutnya bersamaan dengan tujuannya untuk menyajikan tuntunan ajaran dan pedoman untuk manusia agar dapat mencapai puncak kebahagiaan baik di dunia ataupun alam setelahnya.
Dan dari kesimpulan tersebut dapat dijumpai adanya 5 aspek yang terdapat dalam agama. Pertama, aspek asal-usulnya. Terdapat beberapa agama yang bermula dari Tuhan seperti agama samawi dan ada pula yang asal mula penciptaannya dari penalaran manusia seperti agama ardli atau agama kebudayaan. Kedua, aspek tujuannya yang bertujuan untuk membagikan tuntunan hidup agar bahagia di kedua alam (dunia dan akhirat). Ketiga, aspek bentang lingkupnya, yaitu keteguhan hati akan adanya kekuatan di luar alam nyata, kepercayaan manusia tentang kesejahteraan dan kemakmurannya di dunia dan akhirat tetapi harus bersangkut paut pada adanya jalinan yang baik dengan kekuatan gaib, respon yang bersifat emosional, dan hadirnya sesuatu yang dianggap suci. Keempat, aspek kemasyarakatannya, yaitu bagaimana agama disampaikan secara turun temurun dan diwariskan dari generasi ke generasi. Kelima, aspek sumbernya, yaitu kitab suci.

C.           Latar Belakang Perlunya Manusia Terhadap Agama
Setidaknya ada tiga dasar bukti yang menjadi penyebab pentingnya ilmu agama bagi manusia. Ketiga alasan tersebut, secara singkat dapat dinyatakan pada:
a)             Latar Belakang Fitrah Manusia.
Faktor yang melatarbelakangi perlunya agama bagi manusia adalah tentang kepuasan hati dan bagaimana hati menjadi teguh karena sesuatu yang nyata dan tidak nyata pastilah ada yang menciptakannya. Dan mereka (Rashulullah saw dan sahabatnya) diutus untuk mengingatkan manusia kepada perjanjian yang telah diikat oleh fitrah mereka, yang kelak mereka akan dituntut untuk memenuhinya. Perjanjian itu tidak ditulis di atas helaian kertas, tidak juga dikatakan oleh lidah melalui suara, melainkan terlukis menggunakan tinta ciptaan Allah di ruang dan kamar-kamar hati dalam fitrah manusia, dan di sela-sela hati nurani serta di kedalaman tanggapan batiniah. Bahwasannya fenomenologi menilai manusia adalah makhluk yang memiliki kesadaran. Buktinya, kita dapet merenungkan, dapat sadar tentang kesadaran diri kita sendiri ketika kita melakukan refleksi. Proses refleksi dapat di sebagai kegiatan dalam pikiran kita ketika pikiran kita memikirkan dirinya sendiri, memikirkan, menyadari, tentang pikiran itu.[5]
b)            Kelemahan dan Kekurangan Manusia.
Faktor lainnya yang melatarbelakangi manusia membutuhkan agama adalah karena di samping manusia mempunyai banyak kesempurnaan juga memiliki banyak keganjilan. Hal ini antara lain dinyatakan oleh kata Al-Nafs. Menurut Qurash Shihab, bahwa dalam pandangan Alquran, nafs diciptakan Allah dalam keadaan sempurna yang berfungsi mencakup keseluruan serta mendorong manusia melaksanakan kebaikan dan keburukan, dan karena hal tersebut, sisi dalam diri manusia inilah yang oleh Alquran disarankan untuk memfokuskan perhatian lebih besar. Pengertian golongan Sufi mengenai nafs ini sama halnya dengan yang ada di dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia yang antara lain menegaskankan bahwa nafs adalah pendukung hati yang kuat untuk melakukan hal yang kurang baik.
c)             Tantangan manusia
Faktor lain yang menimbulkan manusia membutuhkan agama ialah sebab manusia di dalam perjalanan hidupannya senantiasa berhadapan dengan berbagai tantangan, baik yang datang berasal dari dalam atau datang berasal dari luar. Sedangkan tantangan dari luar dapat berupa rekayasa dan cara-cara yang dilakukan manusia yang memang diniatkan untuk berusaha ingin memalingkan manusia dari Tuhan. Itulah sebabnya, agama sangatlah penting bagi kita membatasi hak dan kewajiban kita, baik kepada Yang Menciptakan kita, sesama manusia, ataupun terhadap alam semesta.

D.           Karakteristik Ajaran Islam
Kita sudah mengenal Islam, tetapi bagaimanakah potret Islam yang kita kenal itu, dan memang sepertinya islam masih merupakan suatu permasalahan yang perlu disimpulkan lebih lanjut dalam arti runtunan perubahan tumbuh dan berkembangnya pengajaran ilmu islam dan umatnya, baik islam sebagai agama, maupun kaidah, serta sistem budaya dan peradaban. [6]
Pola pikir para ilmuan Muslim dengan memakai berbagai pendekatan kiranya dapat dimanfaatkan sebagai bahan untuk mengenal karakteristik ajaran Islam, tidak menguji dan memperselisihkannya antara satu dengan yang lainnya, akan tetapi lebih mencari bagian-bagian persamaannya untuk kemaslahatan pada umumnya, dan untuk kebutuhan studi Islam pada khususnya.

1)             Dalam Bidang Agama
Dalam ciptaannya bertemakan Islam Doktrin dan Peradaban, Nurcholis Madjid banyak berbincang tentang karakteristik kaidah-kaidah Islam dalam bidang agama. Menurut pendapatnya, sebenarnya dalam bidang agama Islam menyatakan adanya pluralisme. Menurutnya, pluralisme adalah tata tertib Tuhan yang tidak akan beralih, sehingga tidak akan pula dilanggar atau diingkari. Karakteristik agama Islam dalam tujuan utama keagamaannya mempunyai sifat toleran, pemaaf, tidak mengekang kehendak dan sikap menghargai karena dalam pluralitas agama tersebut terdapat unsur kesamaan yaitu pengabdian kepada Tuhan.
2)             Dalam Bidang Ibadah
Karakteristik ajaran Islam berikutnya dapat diketahui melalui konsepsinya di dalam bidang ibadah. Secara harfiah, ibadah merupakan bukti baktinya manusia kepada Allah Swt, karena didorong dan dibangkitkan oleh akidah tauhid.
Visi Islam mengenai ibadah adalah sifat dan jiwa. Sedangkan misi ajaran Islam itu sendiri yang sejalan dengan tugas penciptaan manusia, sebagai makhluk yang hanya diperintahkan hanya untuk beribadah kepada-Nya.
3)             Bidang Akidah
Di dalam Kitab Mu’jam al-Falsafi, karya Jamil Shaliba, ia memaknai akidah secara bahasa adalah merangkaikan ikatan dua sudut sehingga dapat bertemu dan bersambung terjalin secara kokoh. Ikatan tersebut berbeda dengan pengartian kata ribath yang dimaknai juga ikatan, tetapi ikatan yang mudah dilepas, karena akan mengandung unsur yang membahayakan.
4)             Bidang Ilmu dan Kebudayaan
Karakteristik Islam dalam bidang ilmu dan kebudayaan bersifat terbuka, akomodatif, tetapi juga selektif. Islam adalah paradigma terbuka. Ia merupakan mata rantai peradaban dunia. Dalam Al-quran surah Al-alaq terdapat kata iqra’ yang diulang sebanyak dua kali. Kata tersebut menurut A.Baiquni, selain berarti membaca dalam arti biasa, juga berarti menelaah, mengobservasi, membandingkan, mengukur, mendiskripsikan, menganalisis dan penyimpulan secara induktif.
5)             Bidang Pendidikan
Islam memaandang bahwa pendidikan adalah hak bagi setiap orang (education for all), laki-laki atau perempuan dan berlangsung sepanjang hayat (long life education). Pendidikan karakter sangat erat berkaitan dengan pendidikan bernuansa islam, bahwasannya kekayaan pendidikan islam dengan ajaran intinya tentang moral akan sangat menarik jika dijadikan konten dari kosep pendidikan karakter.[7]
6)             Bidang Sosial
Ajaran Islam dalam bidang sosial ini tergolong yang paling menonjol karena semua bidang ajaran Islam pada akhirnya ditujukan kepada kesejahteraan manusia.
Menurut penelitian yang dilakukan Jalaluddin Rahmat, Islam ternyata agama yang mengutamakan urusan muamalah lebih dominan dari pada urusan ibadah. Islam ternyata banyak memfokuskan aspek kehidupan sosial dari pada aspek kehidupan ritual.
7)             Dalam Bidang Kehidupan Ekonomi
Karakteristik ajaran agama Islam selanjutnya dapat diperhatikan dari konsepsinya di  bidang kehidupan. Islam memandang bahwa kehidupan yang harus dilakukan manusia adalah hidup seimbang dan tidak terputuskan antara urusan dunia dan akhirat. Urusan dunia diusahakan dalam rangka mengejar kehidupan akhirat dan kehidupan akhirat dicapai dengan dunia. Dan orang yang baik ialah orang yang mendapat keduanya dengan seimbang, karena dunia ialah tangga menuju naik keakhirat, dan jangan dibalik, yakni akhirat dikorbankan demi urusan dunia.
8)             Dalam Bidang Kesehatan
Ajaran Islam mengenai ilmu kesehatan berpacuan pada prinsip pencegahan lebih diutamakan daripada penyembuhan. Berkenaan dengan konteks ini telah dijumpakan dengan banyak petunjuk dari kitab suci Al-quran dan sunnah Nabi Muhammad Saw. yang pada dasarnya mengarah pada cara-cara pencegahan diantaranya
9)             Dalam Bidang Politik
Terdapat perintah menaati ulil amri (QS. An-nisa:4: (156)) yang terjemahannya termasuk penguasa di bidang politik dan pemerintahan dan negara. Islam menghendaki suatu ketaatan kritis yaitu ketaatan yang berdasarkan terhadap tolak ukur kebenaran dari Tuhan. Jika pemimpin tersebut berpegang teguh pada tuntutan Allah dan rasul-Nya maka wajib ditaati. Begitupun sebaliknya.
10)         Dalam Bidang Pekerjaan
Islam memandang bahwa kerja sebagai ibadah kepada Allah Swt. Atas dasar ini maka kerja yang dikehendaki Islam adalah kerja yang bermutu, terarah pada pengabdian terhadap Allah Swt, dan kerja yang bermanfaat bagi orang lain.
11)         Islam Sebagai Disiplin Ilmu
Islam juga telah tampil sebagai sebuah disiplin ilmu yaitu ilmu keislaman..
Islam sebenarnya mempunyai aspek teologi, aspek ibadah, aspek moral, aspek mistisisme, aspek filsafat, aspek sejarah, aspek kebudayaan dan sebagainya.

E.            Pengertian Metodologi Studi Islam
Kata metodologi studi islam merupakan gabungan dari tiga kata, diantaranya yaitu metodelogi, studi (pendidikan) dan islam. Istilah metode (method) di sini mengandung arti tentang suatu prosedur atau rencana sistematis yang digunakan untuk sebuah tindakan.[8] Tindakan yang diberikan guru oleh muridnya, berencana mengarahkan muridnya menuju yang diinginkan atau yang dicita-citakan. Metodologi berasal dari kata “Metode”  metode ini berasal dari bahasa Yunani yang artinya meta, medos, dan logos. Meta artinya menuju, melalui dan mengikuti. Sedangkan metodos yaitu jalan atau cara. Jadi dapat disimpulkan bahwa metodos adalah jalan atau cara yang kita tempuh untuk menuju atau mencapai sesuatu yang kita inginkan. Dan kata logos dapat diartikan “studi tentang”  dan “teori tantang”. Metodologi menurut pandangan islam yaitu  istilah yang digunakan ketika seseorang telah menetapkan metode dan mengunakanya untuk kepentingan keislaman, atau ketika seseorang ingin membahas metode yang biasa digunakan untuk pendidikan islam. Metode dibagi menjadi beberapa metedode adalah sebagai berikut:
(1)Metode historis yaitu metode yang mempelajari asal usul agama dan pertumbuhan agama dan lembaga agama dalam setiap kurun waktu (periode) perkembangan sejarah. (2)Metode sosiologis yaitu metode yang mempelajari pengaruh kehidupan masyarakat dan perubahan-perubahan pengalaman agama, pengaruh masyarakat terhadap agama, pengaruh agama terhadap perubahan sosial; pengalaman agama dalam organisasi-organisasi.
(3)Metode psikologis; dibahas masalah aspek batin/kejiwaan dari pengalaman individu maupun kelompok yaitu interrelation dan interaction dari setiap individu maupun kelompok terhadap agamanya dan agama lain.
(4)Metode anthropologis, yaitu metode yang memandang agama dari sudut budaya seseorang.
(5)Pendekatan fenomenologis yaitu  lebih cenderung kepada penngalaman agama orang lain.[9]
Jadi dapat disimpulkan bahwa metode yaitu cara atau jalan yang kita tempuh untuk meraih atau mengapai cita-cita yang diinginkan. Metode dibagi menjadi lima yaitu metode historis, metode sosiologis, metode psikologis, metode anthropologis, dan pendekatan fenomenologis. Pendidikan pendidikan yaitu bimbingan pengajaran yang diberikan kepada anak, pendidikan bertujuan untuk membeikan ilmu, pengarahan kepada anak didiknya. Pengembangan aktivitas pendidikan Islam di Indonesia pada awalnya sudah diadakan sejak sebelum Indonesia merdeka hingga sekarang dan hingga yang akan datang.
Dalam sejarahnya, sejak pada awal kemerdekaan negara republik  Indonesia sudah menyerahkan perhatian dan pernyataan yang relatif tinggi terhadap sumbangan besar pendidikan Islam dalam upaya memberikan pengajaran dan menjadikan cerdas kehidupan bangsa. Pendidikan bukan hanya anak-anak saja yang mendapatkanya, akan tetapi orang tuapun bisa mendapatkanya. Pendidikan berlangsung sepanjang hayat dan ilmu pendidikan tidak hanya dicari di tempat itu-itu saja akan tetapi ilmu pendidikan bisa dicari di mana saja berada. Karena pada dasarnya, apapun yang kita lakukan di sisi kehidupan adalah sebuah ilmu. Baik yang dapat kita sadari sendiri ataupun ilmu yang kita dapat dari orang lain. Bahkan bisa jadi, kita mendapatkan suatu ilmu yang awal masanya didapat dari kesalahan diri sendiri maupun didapat dari kritikan orang-orang di sekitar kita. Begitulah seharusnya kita dapat menempatkan ilmu yang telah didapat itu dengan menyinkronkan ilmu tersebut beriringan dengan syariat islam melalui studi islam ini.
Istilah studi islam di dunia barat biasa disebut islamic studi dan di dalam dunia islam dikenal dengan Dirasah Islamiah. Studi ilmu agama dalam dunia barat (baca studi islam (agama)). Kata tersebut tidak dibantah ataupun dikritik, akan tetapi para ahli masih berdebat tentang istilah tersebut, apakah studi islam bisa dimasukkan kedalam ilmu pengetahuan, dan metode yang dipakai dalam penyampaian metode studi islam ini yaitu dengan cara mendegarkan ceramah. Islam juga merupakan pengetahuan yang dijelaskan dalam ajaran islam, yang dilakukan dalam sejarah dan kehidupan sehari-hari.
Islam yaitu pendidikan yang mengajarkan umat manusia agar memiliki ahlak yang baik, supaya patuh, tanduk dan taat kepada perintah Allah SWT, dan menjauhi segala laranganya. Pendidikan islam adalah pendidikan yang dipahami dan dikembangkan serta disusun berdasarkan nilai-nilai yang terkandung dan bersumber pada Al-quran dan Hadist.[10] Studi islam merupakan pendidikan yang dikembangkan dari nabi Muhammad SAW, sahabat-sahabatnya, dai, dan kiyai, dan guru, dosen dan orang-orang yang sudah mengetahui atau menguasai ilmu pendidikan secara mendalam. Berdasarkan Al-quran dan Hadist, di sekolahan pendidikan islam ini disebut dengan Pendidikan Agama Islam (PAI), di dalam sekolahan guru ikut serta dalam mengembangan pendidikan islam ini, pendidikan islam ini mengajarkan anak didiknya supaya mengetahui dan membedakan mana perbuatan yang baik dan perbuatan yang buruk.
Al-quran merupakan wahyu Allah. Al-qur’an merupakan kitab yang dibaca oleh umat manusia, yang diturunkan melalui Nabi Muhammad SAW, untuk menjadi pedoman atau petunjuk bagi seluruh umat manusia supaya umat manusia berjalan sesuai dengan aturan didalam Al-quran dan tidak berjalan kearah yang salah. Orang yang berjalan sesuai yang didalam Al-quran maka maka manusia akan mencapai kehidupan bahagia dunia dan ahirat.
Sedangkan Hadist merupakan perbuatan, percakapan, serta persetujuan Nabi Muhammad SAW, apabila manusia ingin memutuskan sesuatu maka harus berdasarkan Al-quran dan apabila di dalam Al-quran tidak ada penjelasan tentang masalah tersebut maka ambilah dari Hadist. Munculnya istilah pendidikan islam di dunia barat disebut dengan istilah islamic studies, dalam dunia Islam dikenal dengan Dirasah Islamiyah. Pendidikan islam bisa didapatkan melelalui mendengarkan ceramah, membaca buku, dari orang tua, dan para ulama.
Pendidikan islam berpatokan pada akidah dan muamalah. Muamalah dibagi menjadi dua yaitu pendidikan (hablum minallah) dan (hablum min-annas). Hablum minallah yaitu pendidikan yang berasal dari Allah sedangkan hablum min an-nas yaitu berdasarkan manusia, maksudnya pendidikan yang berasal dari manusia, yang disampaikan oleh manusia, diajarkan oleh manusia.
Adapun pengertian akidah yaitu iman dan keyakinan. Karena keyakinan atau kepercayaan merupakan pusat dan tujuan dari segala perbuatan, keyakinan seseorang itu penting kalau manusia tidak mempunyai keyakinan terhadap Tuhannya dan bagaimana bisa ia menyembah. Aqidah islam yaitu kepercayaan yang dianut orang islam. Keyakinan dan kepercayaan umat islam yaitu diantaranya: yakin bahwa Tuhan hanya satu yaitu Allah SWT, yakin bahwa kitap suci umat islam adalah Al-quran, yakin bahwa Nabi Muhammad SAW ialah utusan Allah, yakin adanya alam gaib, yakin kepada hari akhir, dan yakin kepada qodo dan qodar, dan banyak keyakinan yang lain-lain. Itu semua merupakan aqidah yang diyakini di dalam hati seseorang. Jika umat manusia mempunyai aqidah di dalam hati maka akan mendatangkan jiwa ketentraman didalam hati umat manusia tersebut, maka seseorang tidak akan tergoyah imanya.
 Orang yang beriman yaitu orang yang menaati segala perintah yang Allah berikan dan menjauhi segala larangan yang Allah pantangkan. Iman merupakan fondasi keteguhan bagi seluruh umat muslim, supaya umat muslim tidak terbawa oleh arus gelombang, supaya menjadi umat muslim yang kokoh dan tidak tergoyahkan.
Muamalah dibagi menjadi dua diantaranya: muamalah berhubungan baik atau komunikasi dengan Allah yang biasa disebut dengan hablu minallah dan berhubungan baik atau komunikasi dengan sesama manusia atau biasa disebut dengan hablu minannas. Komunikasi dengan Allah bisa dilakukan dengan sholat, membayar zakat, shodakoh, infaq dan lain-lain, sedangkan berhubungan degan manusia diantaranya yaitu bersiaturahmi dengan kerabat, sanak saudara, sahabat, tetangga dan masyarakat, jual beli dan kegiatan masyarakat lainya.
Adapun pengertian studi islam menurut para tokoh adalah sebagai berikut:
(1)     Endang Saifudin Anshori menyatakan bahwa pendidikan adalah proses bimbingan, pimpian, tuntunan, perkembangan pikiran, perasaan, dengan cara menasehatimengarahkan anak didiknya, bertujuan agar terciptanya pribadi yang baik, dengan pengembangan jiwa berdasarkan alqur’an dan hadist.[11]
(2)     Zakiyah Darajat mengatakan bahwa studi islam adalah bimbingan yang diberikan kepada anak dan mengasuh anak didiknya, agar selalu, memahami ajaran-ajaran agama islam, secara mendalam lalu meresapi tujuan dan pada akhirnya anak tersebut dapat mengenalkan daan menjadikan agama islam sebagai agama tujuan hidupnya.
(3)     Rayar Yusuf berpendapat bahwa studi islam yaitu pendidikan yang disampaikan orang tua atau pengalihan pengalaman, pengetahuan dan keterampilan yang diberikan kepada generasi muda agar generasi muda menjadi generasi yang baik dan bertakwa kepada Allah SWT.[12]
Jadi dapat disimpulkan dari beberapa pendapat para tokoh pendidikan adalah proses bimbingan yang disajikan dan diperlakukan kepada anak-anak didik berdasarkan Al-quran dan hadist, supaya membentuk ahlak dan prilaku yang baik menurut syariat islam, dan tanduk patuh kepada ajaran islam terutama kepada Allah SWT. Jadi pendidikan agama islam itu penting terutama pada anak-anak untuk pembekalan hidupnya dimasa yang akan  datang, supaya tidak terpengaruh perkembangan zaman, era-globalisasi dan supaya imanya tidak tergoyah. Fungsi tuntunan agama sebagai pembenteng moral atau akhlak masyarakat yang berperilaku mulia inilah yang harus senantiasa dan dipelihara dengan baik sehingga perilaku warga masyarakat tetap dalam koridor moralitas dan iman yang benar.[13] Pendidikan islam merupakan pendidikan yang membentuk karakter dan moral anak, orang tua, lingkunagan pendidikan dan masyarakat ikut serta dalam pembentukan karakter dan moral anak. Maka dari itu anak harus dididik dengan pendidikan islam, lingkungan yang baik bisa menimbulkan faktor positif sehingga manjadikan moral anak yang baik.
Islam, penyempurna agama yang seluruh isi ajarannya diturunkan Tuhan kepada Rosul.[14] Islam ialah suatu ajaran tata peradaban yang berisikan ajaran-ajaran dan firman-firman Allah swt dan diwahyukan-Nya kepada seluruh umat manusia tanpa terkecuali lewat pesan Allah berupa tokoh hebat yakni Rashulullah SAW sebagai satu-satunya manusia terbaik yang pernah hidup di muka bumi ini. Islam datang bersama Rashulullah ialah tak lain sebagai tanda bahwa kebenaran dan kesempurnaan akhlak telah datang dan sebagai tanda pula bahwa kehidupan di dunia ini akan terselesaikan dan mendapati kehidupan yang baru. Muhammad adalah nabi yang terakhir, Nabi yang dianut oleh seluruh umat muslim, sesuatu yang dikerjakan dan dicontohkan Nabi Muhammad hendaknya diikuti dan dilaksanakan oleh seluruh umat manusia, itu yang disebut dengan sunah rosul, siapa yang melaksanakan sunah rosul maka akan mendapatkan pahala dari Allah SWT.
Islam memiliki dua pengertian yang pertama menurut bahasa  dan  dari segi misi ajaranya. Menurut bahasa, islam sebenarnya bermula dari bahasa arab yaitu salama yang mempunyai arti selamat, sentosa, dan damai. Yang dari kesemuanya itu artinya juga menyerahkan diri, patuh, tunduk, dan taat. Kata aslama adalah kata penting dalam ajaran islam dan mengandung semua arti dalan pengertian pokoknya. Oleh karena itu manusia diajarkan supaya  patuh tanduk dan taat kepada Allah SWT dan manusia diajarkan pula untuk selalu mencintai kedamaian supaya hidupnyaselamat dan sentosa. Orang yang melaksanakan itu semua maka hidupnya akan dijamin keselamatanya didunia maupun diahirat.
Islam menurut istilah yaitu suatu agama yang berasal dari Allah. Agama yang diwahyukan Allah dan nabi Muhammad yang menyebarkan agama islam, memberikan penjelasan, keterangan dan mencontohkan atau memperaktekkan yang disebut dengan sunah rosul,  islam dari segi misi ajaranya,  yaitu islam adalah agama sepanjang sejarah manusia, dari nabi, rosul, dan sahabat-sahabatnya. Ketaatan kepada Allah dan rosul-Nya mengandung mengandung arti ketaatan kepada Al-quran dan Nabi Muhammad SAW. Nabi Muhammad ditugaskan oleh Allah SWT, untuk membangun akhlak mulia, meningkatkan derajat manusia dari kehinaan, akhlak menurut islam sangat penting karena akhlak merupakan hubungan sesama manusia dan hubungan dengan Allah, karena akhlak manusia yang membedakan manusia yang satu dengan manusia lain, Allah melihat dan membedakan derajatnya dengan akhlak yang baik (mulia).
Islam memiliki dua pedoman atan petunjuk yaitu Al-quran dan hadist. Jika seseorang mematuhi dua pedoman tersebut InSyaa Allah hidupnya akan selamat dunia ahirat. Islam merupakan agama yang diridoi Allah , selain agama islam maka agama tersebut tidak diterima Allah, bumi dan seluruh isinya tunduk, dan patuh kepada Allah SWT.
Selain agama islam maka agama tersebut tidak akan diterima oleh Allah SWT, barang siapa yang berhianat kepada Allah SWT dan melaksaakan segala laranganya, menyembah selain Allah, maka Allah akan mengutuk, dan sesunguhnya orang itu telah berjalan kearah yang salah, manusia tersebut tidak mempunyai iman sama sekali sehingga ia terbawa arus gelombang kehidupan,dan ia akan mendapat azab Allah yang sangat pedih. Jika manusia bertaubat sunguh-sunguh maka dosanya akan diampuni.  Maka dapat disimpulkan bahwa agama islam merupakan agama yang diridhoi, diizini, dan diperkenani oleh Allah SWT. Agama yang diwahyukan oleh Allah SWT, dan islam mengajarkan seluruh umat manusia agar taat dan patuh kepada Allah SWT, supaya hidupnya selamat dan sentosa dunia ahirat.
Jadi  Meodelogi Studi Islam dapat disimpukan bahwa metodelogi studi islam adalah bimbingan tuntunan, pengetahuan yang diberikan kepada anak didik, dan memberikan bekal, cara atau jalan supaya anak didiknya bisa meraih atau mengapai cita-cita, atau meraih sesuatu yang dituju, dengan berdasarkan kepada ajaran agama islam atau syariat islam. Islam menyuruh semua lapisan umat manusia beribadah kepada Allah SWT. Yang dimaksud dengan ibadah yaitu taat,patuh, dan ibadah merupakan amalan-amalan didalam kehidupan manusia. Oleh karena itu, Allah swt mengadakan sosok manusia sebagai seorang makhluk hanya supaya mereka  menghamba hanya kepada-Nya.
   Islam mengajarkan kepada umat muslim supaya cinta kedamaian, cinta kebersihan, cinta sesama manusia maksudnya saling enghormati sesama manusia, tidak membedakan yang miskin sama yang kaya, takut kepada Allah, jika kita melakukan ibadah, contohnya sholat hendaklah karena Allah, jika kita mengingalkan sholat takutlah kepada Allah SWT, bukan takut karena dimarahin sesama manusia. Ibadah merupakan salah satu wujud iman manusia kepada sang pencipta (Allah). Hal itu tertera dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan nasional Nomor 20 tahun 2003.
Salah satu tokoh filosofis, Winnie mengamati bahwa istilah karakter mempunyai dua pemahaman. Pemahaman pertama, ia memperlihatkan tentang bagaimana cara seseorang berperilaku. Menurut Winnie, kalau seseorang melakukan suatu kegiatan yang menyatakan ketidakjujuran, perilaku kasar dan kejam, ataupu sikap rakus, maka tentulah seseorang tersebut telah memanifestasikan dirinya dengan perilaku yang buruk. Begitupun sebaliknya, apabila seseorang telah berperilaku kejujuran, suka tolong menolong, maka tentu saja orang tersebut juga telah memanifestasikan dirinya bersama dengan karakter yang mulia. Pemahaman kedua, ungkapan makna mengenai karakter ini sangat erat sekali kaitannya jika dihubungkan dengan personality, ataupun jika seseorang baru saja dapat disebut sebagai orang yang berkarakter apabila ia bertingkah laku sepadan dengan dalil-dalil moral.[15]
Pendidikan dalam arti luas merupakan proses pengembangan diri seseorang terdapat tiga aspek kehidupan, yaitu pandangan hidup, sikap hidup, dan keterampilan hidup. Pendidikan berperan dalam menyiapkan generasi muda untuk menjalankan kehidupan dan memenuhi tujuan hidupnya secara lebih efektif dan efisien, dan pendidikan berlangsung sepanjang hayat.[16] Jadi dapat disimpulkan bahwa pendidikan itu penting bagi seluruh manusia, apalagi pendidikan islam karena pendidikan merupakan salah satu pembentukan moral, watak, ahlak, dan perilaku, sedangkan metode yaitu jalan untuk mencapai atau meraih cita-cita yang diinginkan anak didikya, jadi mata kuliah metodelogi studi islam ini bertujuan untuk meberikan petunjuk bagi seluruh maha siswanya, agar mencapai sesuatu yang diinginkanya dengan berdasarkan syariat islam.
F.                  Ruang Lingkup Studi Islam
   Pendidikan merupakan bagian dari kehidupan manusia yang tidak dapat dipisahkan, pendidikan dapat menentukan masa depan seseorang, tanpa pendidikan maka seseorang dan negara tidak akan berkembang maju, sehingga didalam pendidikan terdiri dari satu kesatuan antara pendidik, metode, anak didik, meteri dan evaluasi, dan lingkungan ikut serta dalam pendidikan, pendidikan yang ideal yaitu pendidikan yang memadukan antara pendidikan dunia dan pendidikan ahirat secara seimbang.[17]
Di dalam pendidikan terdiri dari satu kesatuan antara pendidik dengan anak didik, didalam pendidikan juga terdapat materi-materi yang mengaarkan anak, mendidik anak, mengarahkan anak, supaya anak mendapatkn jalan menuju kesuksesan, menuju sesuatu yang diinginkan . Guru atau pendidik harus mengajarkan kepada anak didiknya. Ilmu pendidikan dunia dan ilmu pendidikan ahirat, ilmu pendidikan ahirat yaitu ilmu yang mengajarkan anak didiknya agar taat, tunduk patuh kepada Allah, dan perintahnya dan menjauhi segala laranganya berdasarkan syariat islam,dan pembentukan ahlatul karimah (ahlak mulia), jadi bukan hanya ilmu pendidikan saja yang penting ilmu pendidikan dunia untuk mengarahkan atau memberikan jalan, petunjuk, menuju kesuksesan dunia.
Sedangkan ilmu ahirat untuk bekal umat manusia dikehidupan yang akan datang datang. Ruang lingkup studi islam adalah mencakup semua bidang kehidupan manusia, apakah manusia bisa memanfaatkan sebagai tempat-tempat untuk menanam benih-benih kebaikan(amaliah) yang akan dipetik di aherat kelak, maka dari itu pembentukan sikapnilai-nilai amaliah dalam diri manusia akan berjalan efektif apabila dilakukan melalui proses pendidikan yang berjalan sesuai dengan syariat islam.[18]
Manusia hidup didunia hanyalah sementara, hidup didunia untuk mencari, menanam dan mengumpulkan amalan-amalan kebaikan, sesunguhnya manusia akan sirna dan akan dikembalikan kedalam ahirat, jika seseorang didalam dunia menanam kebaikan amaliah maka kebaikanya akan dipetik atau dipanen ketika diahirat kelak, dan Allah akan membalas perbuatan itu dengan cara, dimasukkan kedalam surganya Allah SWT. dan apabila manusia melalakukan sebaliknya hidup didunia hanya santai-santai tidak mencari, mengumpulkan kebaikan (amaliah), membangkang kepada perintah Allah dan tidak melaksanakan perintahnya akan tetapi manusia tersebut menanamkan benih-benih keburukan (dosa), dan selalu mematuhi larangan Allah SWT, maka manusia tersebut telah mendustakan Allah, dan apabila manusia melakukan itu, maka Allah akan membalas perbuatan yang dilakukan manusia dunia dangan cara dimasukkan kedalam nerakanya Allah SWT.
Ilmu pengetahuan Islam adalah ilmu yang dilandaskan kepada iman, kepada ajaran-ajaran Allah SWT, dan dikembangkan dengan mengambil keseluruhan warisan setelah dipisahkan mana yang benar dan mana yang salah atau yang haq dan yang batil.[19] Umat islam yaitu manusia yang menyebarluaskan pendidikan islam, menyebarluaskan pendidikan islam bisa dilakukan dengan cara berdakwah, berdakwah bisa dilakukan dengan cara langsung, maupun tertulis.
Allah menciptakan manusia agar menjadi khalifah dibumi, setiap manusia diwajibkan berdakwah walaupun hanya satu ayat. Nabi Muhammad SAW, pertama menyampaikan dakwahnya disampaikan kepada kerbat dekatnya atau kepada keluarga dekatnya, kemudia beransur-ansur menyebarluaskan kepada masyarakat dan pada akhirnya kepada seluruh umat manusia. Pendidikan islam disebarluaskan oleh nabi Muhammad SAW, dan sahabat-sahabatnya, dai kiyai, ustad-usdzah hingga saat ini.
Islam datang dengan membawa sistem yang menyeluruh dan sempurna yang mengatur seluruh aktifitas manusia yang dibutuhkan, untuk pemenuhan berbagai naluri dan jasmaniyah, dengan pemenuhan yang sesuai dengan fitrah sebagai seseorang muslim dengan tuhanya dengan berbagai aqidah dan ibadah.[20] Didalam agama islam terdapat aturan-aturan tentang kehidupan dan aktifitas yang dilakukkan manusia, baik dari aturan atau adab makan, minum, masuk dan keluar rumah, wc, duduk dan semua hal yang dilakukan manusia, itu semua ada didalam agama islam.islam merupakan agama yang diwahyukan Allah untuk seluruh umat manusia, melalui nabi Muhammad SAW, sebagai rosul, yang ajaranya dari al-qur’an dan hadist, di dalam al-qur’an dan hadist sudah diajarkan tentang ajaran-ajaran yang baik, perilaku yang baik dan pembentukan ahlatul karimah, dan lain sebagainya didalam al-qur’an terdapat semua masalah yang manusia hadapi, Alquran sebagai hakim untuk memutuskan sesuatu. agar manusia tidak  menyimpang dan untuk kebahagiaan dunia dan ahirat.
Studi Islam, pada zaman dahulu, terutama masa Nabi dan sahabat, dilakukan di Masjid. Studi islam saat ini berkembang pesat baik dinegara musli maupun non-muslim seperti contohnya India , karena dinegara non-muslim ada warganya yang menganut agama islam, studi islam dinegara non-muslim sudah diakui oleh pemerintahnya. Studi islam di Indonesia dilakukan mulai dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga keperguruan tinggi, karena pendidikan islam merupan pendidikan yang sangat penting. Tanpa pendidikan islam apa yang akan terjadi di Indonesia khususnya umat muslim, apakah masyarakat akan tetap menganut agama islam, apakah akan berpaling mendustakan Allah, terutama pada anak-anak  karena anak belum tahu siapa tuhanya. Studi islam ini mengarahkan, mengajarkan, anak didiknya agar senantiasa patut, patuh, tanduk, kepada Allah SWT dan Rosulnya. Studi islam diperguruan tinggi dilaksanaakan baik di Universitas Negeri maupun Swasta. Seperti contohnya (UIN, IAIN, STAIN) dan yang Swasta ( Unisela Semarang dan lain-lain).
Manusia adalah mahluk Allah, karena manusia merupakan ciptaan Allah SWT, maka manusia mempunyai perbedaan dengan Allah SWT (sang kholiq artinya yang menciptakan) manusia diciptakan untuk mematuhi perintah Allah.[21] Manusia diciptakan hanya untuk menyembah Allah, patuh kepada perintah Allah, mengabdi kepada Allah SWT, berakti dan beribadah kepadanya.
Oleh karena itu Allah menciptakan manusia. Manusia tidak ada yang sempurna, semua manusia dihadapan Allah sama yang membedakan yaitu Amal, taqwa umatnya kepada Allah SWT. Manusia adalah mahluk sosial, didalam kehidupanya memerlukan hubungan, baik berhubungan dengan Allah maupun dengan sesama manusia . Agama memiliki dua dimensi yaitu kolektif dan individual artinya pandangan yang kebenaranya diterima secara kolektif, dan individu yaitu mengenai dunia gaib dan impiris, maksunya mempercayai adanyai alam gaib, adanya hidup dan mati.[22] Sesunguhnya manusia, hewan dan seluruh benda yang hidup pasti akan mati, akan sirna, dalam dunia Islam, dari sekian banyak pola pemikiran Islam yang bercorak pembaruan tentu berimplikasi pada aspek hukum Islam, baik secara metodologis maupun wacana.[23]
Al-qur’an merupakan sumber pokok hukum islam, yang mengatur segala kehidupan manusia didunia ini, supaya umat manusia mendaatkan hidup yang damai, sejahtera dan bahagia, adil dan makmur, supaya umat manusia selamat dunia ahirat, didalam al-qur’an terdapat hukum-hukum islam diantaranya: hukum pernikahan, perceraian, membunuh, pembagiann warisan, mencuri, berhijab, sholat, puasa, zakat, haji, dan lain sebagainya, hukum-hukum itu semua terdapat di kitab Al-quran.

G.           Kedudukan Metodelogi Studi Islam
Mata Pelajaran Metodelogi Studi Islam (MSI) merupan mata pelajaran yang sangat penting diadakan karena mata pelajaran Metodelogi Studi Islam (MSI) mengajaran anak didiknya untuk selalu berahlak mulia, bertaqwa kepada Allah SWT, patuh taat dan tunduk kepa perintah Allah.  Tanpa pendidikan ini tidak tahu apa yang terjadi kepada manusia tersebut, apakah ia selalu bertaqwakepada Allah, dan apakah ia mengingkarinya.
Sebagai umat muslim, kita harus memberi nasehat kepada orang-orang yang melanggar aturan agama. Pendidikan ini dikalangan SD diberi nama Pendidikan Agama Islam(PAI) anak-anak sangat memerlukan pendidikan ini karena anak belum mengerti apa itu islam dan sebagainya, pendidikan islam tidak hanya diajarkan oleh guru disekolah, akan tetapi bisa didapat dari orang tua, ustad-ustadzah, buku dan sebagainya. Ketika berbicara tentang pendidikan agama islam, yang dibahas justru pendidikan islam. Padahal secara substansial kedua hal tersebut berbeda.[24]
Hidup didunia ini bersifat sementara masih ada kehidupan yang akan datang yaitu kehidupan ahirat, kita sebagai umat muslim harus mengumpulkan bekal utuk kehidupan yang akan datang, dan jiga umat manusia mengingkari Allah, dan berjalan belok maka sesunguhnya azab Allah sangatlah pedih, dan nerakalah tempatnya.
Apalagi anak remaja sangat memerlukan pendidikan ini karena anak remaja pemikiranya masih sangat labil, masih gampang mengikuti perkataan temen dan hawa napsu walaupun itu tidak baik, sebenarnya bukan hanya anak remaja yang salah menuruti hawa nafsu, orang dewasapun banyak yang terjerumus, maka dari iitu pendidikan ini perlu diadakan, mempelajari pendidikan islam ini diharapkan agar manusia menjadikan sebagai pedoman, dan pegangan pada al-qur’an dan hadist, tidak tidak melakukan hal-hal yang dilarang Allah, dan selalu melaksanakan perintahnya, dan tidak terjerumus kedalam keburukan yang dilarang dan dibenci Allah. Oleh karena itu mata kuliah metodelogi studi islam sangatlah penting karena ilmu ini yang menerangkan tentang agama, dengan mempelajari mata kulia metodelogi studi islam ini agar mahasiswa mempunyai pegangan hidup, dan tidak berpengaruh pada perkembangan zaman modern dan era-globalisasi. Islam adalah agama yang diridoi allah dan diwahyukan kepada nabi Muhammad Saw.
Manusia yang hidup dibumi ini akan sirna dan akan dikembalikan lagi kealam ahirat, manusia hidup didunia ini dikasih kesempatan untuk megumpulkan pahala sebanyak-banyaknya, islam mengajarkan supaya manusia itu tunduk, patuh, kepada allah, dan islam juga mengajarkan umat manusia untuk mencintai kedamaian agar hidupnya selamat dan sentosa, dan allah akan menjamin kebahagiaan, keselamatan umat manusia dunia dan ahirat, dan jika orang tersebut melangar peraturan allah, tidak patuh kepada perintahnya,  maka, orang tersebut telah berjalan kejalan yang salah, jika orang tersebut tidak  segera bertaubat (kembali kepada allah) maka allah akan memberikan azabnya, sesunguhnya azab Allah sanga pedih, dan jika sesorang bertaubat maka allah akan mengampuni kesalahanya, sesunguhnya allah maha pengampun, maka dari itu manusia harus dibekali ajaran-ajaran atau kaidah-kaidah islam sejak dini, supaya manusia mempunyai iman didalam dirinya,dan supaya manusia berjalan berdasarkan syariat islam. bahwa Allah itu Maha pengampun segala kesalahan manusia akam diampuni, kalau dia bener-bener bertaubat kambali kepada Allah.
Pada zaman dahulu islam diadakan dan disampaikan dimasjid-masjid, dan nabi Muhammad menyampaikanya pertama kali secara sembunyi-sembunyi, dan pada akhirnya nabi Muhhammad menyampaikan dakwahnya secara terang-terangan. Studi islam pada awalnya hanya berada diarab saudi dan sekarang  berada dimana-mana, dan studi islam berada hingga saat ini, karena studi yang sangat dibutuhkan oleh semua manusia. Jika seseorang sebelum bertaubat melakukan kejahatan maka kejahatan mereka akan dibalas dengan kebaikan, sesunguhnya Allah maha penyayang jika manusia itu patuh kepada perintah Alah dan mejauhi sagala laranganya maka orang tersebut akan disayang Allah, dan manusia tersebut akan selalu dinuangan perlindungan Allah. Sesunguhnya di dalam Al-quran itu terdapat banyak pengetahuan tentang apa saja baik yang dilarang, disunahkan diharamkan, dan sebagainya, maka dari itu pelajarilah Al-quran supaya kita tetap beriman kepada Sang Khaliq (pencipta). Ada dua sumber syariah islam yaitu diantaranya Al-quran dan as-sunah. Menurut muslim Al-quran merupakan firman Allah yang tidak bisa diubah, sebagai aturan-aturan nilai-nilai moral di dalam Al-quran untuk mengikuti dan mengikutinya, sedangkan as-sunah adalah kehidupan dan telah dilakukan Nabi Muhammad dan yang dicontohkan.[25]
Maka dapat disimpulkan bahwa kedudukan Metodelogi Studi Islam sangat penting dikarenakan metodelogi studi islam ini merupakan pendidikan yang dibutuhkan seluruh umat manusia karena didalam pendidikan islam diajarkan kebaikan, supaya berakhlak baik, tunduk, patuh kepada Allah, melaksnakan perinah Allah dan menjauhi segala larangannya.
 Islam merupakan jalan menuju surga Allah. Al-quran dan hadist merupakan pedoman seluruh umat manusia.Pada zaman dahulu islam diadakan dan disampaikan dimasjid-masjid, dan nabi Muhammad menyampaikanya pertama kali secara sembunyi-sembunyi, dan pada akhirnya nabi Muhhammad menyampaikan dakwahnya secara terang-terangan. Studi islam pada awalnya hanya berada diarab saudi dan sekarang  berada dimana-mana, dan studi islam berada hingga saat ini, karena studi yang sangat dibutuhkan oleh semua manusia. Setiap manusia membutuhkan studi islam ini di manapun. Studi islam pada awalnya hanya berada di Arab Saudi dan sekarang  berada di mana-mana, dan studi islam berada hingga saat ini, karena studi yang sangat dibutuhkan oleh semua manusia. Setiap manusia membutuhkan studi islam ini di manapun.

H.           Tujuan dan Manfaat Mempelajari Metodologi studi Islam
Sebagai usaha untuk lebih mempelajari secara mendalam mengenai agama islam dan seluk-beluk yang berkenaan mengenai ajaran agama islam, tentu saja dalam studi islam telah mempunyai haluan yang sangat jelas sekaligus mengarahkan ke mana studi islam tersebut ditujukan. Adapun arah dan tujuan dalam mempelajari metodologi studi islam ini adalah untuk mempelajari secara mendetail tentang apa dan bagaimana hakikat agama islam itu dan bagaimana posisi beserta dengan hubungannya dengan agama-agama lain yang berbaur dengan kehidupan budaya masyarakat, mempelajari lebih dalam lagi mengenai pokok-pokok kaidah ajaran agama islam yang asli dan bagaimana penjabaran serta operasionalisasinya terhadap pertumbuhan dan perkembangan budaya dengan peradaban islam sepanjang sejarahnya, memperdalam pengetahuan terhadap dasar-dasar hukum aturan agama islam yang tetap abadi dan dinamis dan bagaimana aktualisasinya, dan lebih mempelajari lebih dalam tentang nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar ajaran agama islam dan bagaimana realisasinya dalam membimbing dan mengarahkan serta mengontrol perkembangan budaya dan perkembangan budaya dan peradaban manusia pada zaman modern sekarang ini.
Selain dari hal itu, manfaat dari dalam memperdalam metodologi studi islam ini ialah memberikan ruang dalam pemikiran yang lebih kritis terhadap fenomena tentang agama sehingga tidak ada anggapan bahwa ajaran agama islam ialah klasik, menyeimbangkan terhadap alur pemikiran keagamaan yang sering kali menonjolkan warna ide-ide bersifat keagamaan yang bersyarat teologis-partikularistik (berdasar kepada hal-hal yang bersifat egosentris dan mengutamakan kepentingan pribadi atau kelompok khusus).
Dalam kamus lengkap praktis Inggris-Indonesia serta Indonesia-Inggris bahwa inside artinya dalam atau ke dalam, sedangkan outside artinya sebelah luar, dan circle artinya lingkaran.[26] Berdasarkan penjelasan tersebut, kita dapat mengetahui bahwa inside outside circlemerupakan dua buah lingkaran yang saling berkaitan antara satu dengan yang lain yaitu lingkaran dalam atau lingkaran kecil dan lingkaran luar atau lingkaran besar. Dan dari kesemuanya ini merupakan metode pembelajaran ini dimana peserta didik saling bertukar informasi pada saat yang bersamaan, dengan pasangan yag bereda, pola sistem teratur, dan dalam waktu yang singkat. Dengan adanya metode ini, maka tujuan dalam metodologi studi islam dapat berlangsung sebagaimana mestinya, bahkan dapat dikatakan akan mengalami proses yang sangat ideal.

I.              Kesimpulan
Metodolog adalah cara atau jalan yang kita tempuh untuk meraih atau mengapai cita-cita yang diinginkan, Metode dibagi menjadi lima yaitu metode historis, metode sosiologis, metode psikologis, metode anthropologis, dan pendekatan fenomenologis. Pendidikan islam yaitu pendidikan yang mengajarkan umat manusia agar memiliki ahlak yang baik, supaya patuh, tanduk dan taat kepada perintah Allah SWT, dan menjauhi segala laranganya. Pendidikan islam adalah pendidikan yang dipahami dan dikembangkan serta disusun berdasarkan nilai-nilai yang terkandung dan bersumber pada Al-qur’an dan Hadist. mata kuliah metodelogi studi islam ini bertujuan untuk meberikan petunjuk bagi seluruh maha siswanya, agar mencapai sesuatu yang diinginkanya dengan berdasarkan syariat islam.
 Ruang lingkup Studi Islam mencakup semua bidang kehidupan manusia, studi islm berkembang pesat baik dinegara muslim maunpun non-muslim. Kedudukan metodelogi studi islam ini sangatlah penting tanpa pendidikan suatu negara tidak akn berkembang maju, dan pendidikann islam merupan pendidikan yang membentuk ahlak, prilaku yang baik. Kedudukan Metodelogi Studi Islam sangat penting dikarenakan metodologi studi islam ini merupakan pendidikan yang dibutuhkan seluruh umat manusia karena didalam pendidikan islam diajarkan kebaikan, supaya berahlak baik, tanduk, patuh kepada Allah, melaksnakan perinah Allah dan menjauhi segala larangannya. Islam merupakan jalan menuju surga Allah. Al-quran dan hadist merupakan pedoman seluruh umat manusia.





REFERENSI

“10ipi113363.pdf,” t.t.
Adam Sumarlin. “Pendidikan Humas Perspektif Islam (Konsep Dan Implementasinya Dalam Proses Belajar Mengajar).” Jurnal Manajemen Pendidikan Islam 3, no. 1 (2015).
Ahimsa-Putra, Heddy Shri. “FENOMENOLOGI AGAMA: PENDEKATAN FENOMENOLOGI UNTUK MEMAHAMI AGAMA.” Walisongo: Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan 20, no. 2 (26 Februari 2016): 271. https://doi.org/10.21580/ws.2012.20.2.200.
Ainissyifa, Hilda. “Pendidikan Karakter dalam Perspektif Pendidikan Islam” 08, no. 01 (t.t.): 26.
Ainisyifa Hilda. “Pendidikan Karakter Dalam Perspektif Pendidikan Islam.” Jurnal Pedidikan Universitas Garut 8, no. 1 (2014).
Amar Isrofil. “Studi Normatif Pendidikan Islam Multikultural.” Islamica 4, no. 2 (2010).
Asmawi. “Peluang Dan Tantangan Formulasi Metode Studi Islam.” Islamica 5, no. 1 (2010).
Asmawi, Asmawi. “Peluang dan Tantangan Formulasi Metode Studi Islam.” ISLAMICA: Jurnal Studi Keislaman 5, no. 1 (22 Januari 2014): 77. https://doi.org/10.15642/islamica.2010.5.1.77-87.
———. “Peluang dan Tantangan Formulasi Metode Studi Islam.” ISLAMICA: Jurnal Studi Keislaman 5, no. 1 (22 Januari 2014): 77. https://doi.org/10.15642/islamica.2010.5.1.77-87.
Azhar, Muhammad. “METODE ISLAMIC STUDIES STUDI KOMPARATIF ANTARA ISLAMIZATION,” t.t., 14.
Azhar Muhammad. “Metode Islamic Studies: Studi Komperatif Antara Islamization Of Knowledge Dan Scientification.” Mukaddimah 18, no. 26 (t.t.).
Kuswojo Pandi. “Ketentuan Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PAI Melalui Metode Kisah.” Jurnal Pendidikan Islam 1, no. 1 (2012).
Mudawam, Syafaul. “Syariah – Fiqih – Hukum Islam” 46 (2012): 48.
———. “Syariah – Fiqih – Hukum Islam” 46 (2012): 48.
Nurcahyono, Moh Lutfi. “METODOLOGI PENEMUAN HUKUM ISLAM,” t.t., 24.
Ruslin Ismah Tita. “Eksistensi Negara Dalam Islam.” Jurnal Politik Profetik 6, no. 2 (2015).
Ruslin, Ismah Tita. “EKSISTENSI NEGARA DALAM ISLAM” 6 (2015): 25.
Sulaiman Abu Hamid. “(ed),Islamization Of Knowledge, General And Work Plan,” t.t.
Susanto, Edi. “PENDIDIKAN AGAMA ISLAM; ANTARA TEKSTUALIS NORMATIF DENGAN KONTEKSTUALIS HISTORIS” 4 (2009): 20.
Susanto Edi. “Pendidikan Agama Islam: Antara Tekstualis Normatif Dengan Kontekstualis Historis.” Tadris 4, no. 2 (2009).
Susanto, Edi. “PENDIDIKAN AGAMA ISLAM; ANTARA TEKSTUALIS NORMATIF DENGAN KONTEKSTUALIS HISTORIS” 4 (2009): 20.
Wahyudi, Dedi, dan Lilis Marwiyanti. “PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INSIDE OUTSIDE CIRCLE DALAM MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK” 7 (2017): 26.
Wardani. “Agenda Pengembangan Studi Islam Di Perguruan Tinggi.” Khazanah 13, no. 2 (2015).
Widhiyoga, Ganjar. “NORMATIVITAS PERANG DALAM ISLAM” 2 (2013): 12.
Za Rabrani. “Islamic Studies Dalam Pendekatan Multidisipliner(Suatu Kajian Granual Menuju Paradigme Global).” Jurnal Ilmiah Peuradeun 2, no. 2 (2014).




[1] “10ipi113363.pdf,” t.t., 74.
[2] Syafaul Mudawam, “Syariah – Fiqih – Hukum Islam” 46 (2012): 8.
[3] Syafaul Mudawam, “Syariah – Fiqih – Hukum Islam” 46 (2012): 3.
[4] Muhammad Azhar, “METODE ISLAMIC STUDIES STUDI KOMPARATIF ANTARA ISLAMIZATION,” t.t., 9.
[5] Asmawi Asmawi, “Peluang dan Tantangan Formulasi Metode Studi Islam,” ISLAMICA: Jurnal Studi Keislaman 5, no. 1 (22 Januari 2014): 9, https://doi.org/10.15642/islamica.2010.5.1.77-87.
[6] Edi Susanto, “PENDIDIKAN AGAMA ISLAM; ANTARA TEKSTUALIS NORMATIF DENGAN KONTEKSTUALIS HISTORIS” 4 (2009): 4.
[7] Hilda Ainissyifa, “Pendidikan Karakter dalam Perspektif Pendidikan Islam” 08, no. 01 (t.t.): 4.
[8]Sulaiman Abu Hamid, “(ed),Islamization Of Knowledge, General And Work Plan,” t.t. Azhar Muhammad, “Metode Islamic Studies: Studi Komperatif Antara Islamization Of Knowledge Dan Scientification,” Mukaddimah 18, no. 26 (t.t.).(2009)
[9]Wardani, “Agenda Pengembangan Studi Islam Di Perguruan Tinggi,” Khazanah 13, no. 2 (2015).
[10]Susanto Edi, “Pendidikan Agama Islam: Antara Tekstualis Normatif Dengan Kontekstualis Historis,” Tadris 4, no. 2 (2009).
[11]Za Rabrani, “Islamic Studies Dalam Pendekatan Multidisipliner(Suatu Kajian Granual Menuju Paradigme Global),” Jurnal Ilmiah Peuradeun 2, no. 2 (2014).
[12]Kuswojo Pandi, “Ketentuan Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PAI Melalui Metode Kisah,” Jurnal Pendidikan Islam 1, no. 1 (2012).
[13]Amar Isrofil, “Studi Normatif Pendidikan Islam Multikultural,” Islamica 4, no. 2 (2010).
[14]Ruslin Ismah Tita, “Eksistensi Negara Dalam Islam,” Jurnal Politik Profetik 6, no. 2 (2015).
[15]Ainisyifa Hilda, “Pendidikan Karakter Dalam Perspektif Pendidikan Islam,” Jurnal Pedidikan Universitas Garut 8, no. 1 (2014).
[16]Adam Sumarlin, “Pendidikan Humas Perspektif Islam (Konsep Dan Implementasinya Dalam Proses Belajar Mengajar),” Jurnal Manajemen Pendidikan Islam 3, no. 1 (2015).
[17]Asmawi, “Peluang Dan Tantangan Formulasi Metode Studi Islam,” Islamica 5, no. 1 (2010).
[18]Ainisyifa Hilda, “Pendidikan Karakter Dalam Perspektif Pendidikan Islam.”
[19] Asmawi Asmawi, “Peluang dan Tantangan Formulasi Metode Studi Islam,” ISLAMICA: Jurnal Studi Keislaman 5, no. 1 (22 Januari 2014): 1, https://doi.org/10.15642/islamica.2010.5.1.77-87.
[20] Ismah Tita Ruslin, “EKSISTENSI NEGARA DALAM ISLAM” 6 (2015): 3.
[21] Ganjar Widhiyoga, “NORMATIVITAS PERANG DALAM ISLAM” 2 (2013): 2.
[22] Heddy Shri Ahimsa-Putra, “FENOMENOLOGI AGAMA: PENDEKATAN FENOMENOLOGI UNTUK MEMAHAMI AGAMA,” Walisongo: Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan 20, no. 2 (26 Februari 2016): 2, https://doi.org/10.21580/ws.2012.20.2.200.
[23] Moh Lutfi Nurcahyono, “METODOLOGI PENEMUAN HUKUM ISLAM,” t.t., 1.
[24] Edi Susanto, “PENDIDIKAN AGAMA ISLAM; ANTARA TEKSTUALIS NORMATIF DENGAN KONTEKSTUALIS HISTORIS” 4 (2009): 2.
[25] Mudawam, “Syariah – Fiqih – Hukum Islam,” 2012, 2.
[26] Dedi Wahyudi dan Lilis Marwiyanti, “PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INSIDE OUTSIDE CIRCLE DALAM MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK” 7 (2017): 16.

Komentar