DEFINISI METODOLOGI STUDI ISLAM (ANNISA AYU ULIL AMRI)
DEFINISI METODOLOGI STUDI ISLAM
ANNISA AYU ULIL AMRI (4)
TADRIS MATEMATIKA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO
Jl. Ki.
Hajar Dewantara 15a, Iringmulyo,Kota Metro, Lampung 34111
Abstrak
Dalam
kajian studi islam ini tentu saja bertujuan untuk mengetahui tentang pengertian
metodologi studi islam dan pentingnya mempelajari mata kuliah ini. Metodelogi studi
islam juga bernamakan metodelogi studi agama. Sedang, agama sendiri
bermaknakan pendidikan yang bermula dari Tuhan atau hasil resapan manusia yang
terdapat dalam kitab suci yang
tidak ditulis di atas helaian secarik kertas, tidak juga dikatakan oleh
lidah
melalui suara, melainkan terlukis menggunakan tinta ciptaan Allah di ruang dan kamar-kamar hati dalam fitrah
manusia. Agama dan jenis-jenisnya sangatlah
pokok sebagai bekal kita menjalani hidup. Hal yang mendasari alasan pentingnya
sebuah agama dilatarbelakangi oleh fitrah manusia, kelemahan dan kekurangan manusia, serta tantangan yang berhubungan
dengan godaan. Seiring
dengan zaman yang semakin global ini, kasus-kasus pelanggaran terhadap
kaidah-kaidah agama juga semakin bermunculan. Cara yang dapat dilakukan salah
satunya ialah dengan memangkas peristiwa ini dengan tertanamnya pendidikan berkarakter.
Berperan
selaku agama sakral yang diridhoi Allah teruntuk umat seluruh manusia, islam
bisa dijadikan jalan keluar yang baik.
Hal yang mendasari itu dikarenakan ajaran islam dapat mengatur seluruh sistem
kehidupan yang manusia lakukan, misalnya tentang pendidikan anak. Oleh sebab
itu, fungsi metodologi studi islam ini salah satunya ialah membubuhi pengajaran
mengenai bagaimana cara memberikan ajaran dan pendidikan kepada anak-anak dengan
jalan, metode, dan pengaplikasiannya yang patut dan sesuai syariat islam untuk
membangun karakter yang terpuji di dalam diri mereka. Secara bahasa, pendidikan
anak merupakan bimbingan kepada anak-anak
yang bisa dibimbing oleh orang tua mereka, atau guru sebagai pengajar maupun
masyarakat. Pendidikan yang akan diperuntukkan bagi anak-anak inilah yang
memiliki peran penting dalam pengembangan suatu negara untuk kehidupan dan
kemajuan pada waktu yang akan mendatang. Pendidikan ini juga yang seharusnya
ditanamkan sejak dini, supaya melahirkan generasi yang bermartabat. Kurang
lebih begitulah seperti tujuan dalam memberikan pendidikan islam agar semakin
maju zaman ini, maka semakin maju pula pola pikir manusia, sehingga tak ada
lagi fenomena-fenomena mengenai pengingkaran norma agama.
Metodologi
ini adalah suatu doktrin yang pada mulanya berawal dari tata tertib Tuhan dalam
agama islam. Ruang ligkup studi ini mencakup seluruh rangkaian, sistem, dan
fenomena di dalam kehidupan manusia ini adalah tentang bagaimana manusia dapat
memanagemen waktu dengan secermat dan sebaik-baik mungkin dalam melakukan
kebaikan (amaliah). Para zaman kehidupan Rasulullah SAW, metodelogi studi islam
ini diaplikasikan di masjid-masjid. Dengan mempelajari metodelogi studi islam
ini, manusia diharapkan mampu menjadi teladan yang baik dalam menerapkan ajaran
islam agar menjadi muslim sejati yang bijak dalam menyikapi zaman modern dan
era globalisasi.
Kata
kunci: Agama dan
karakteristiknya, pentingnya agama, metodologi studi islam, ruang lingkup,
kedudukan metodelogi sudi islam, dan tujuan mempelajari metodologi studi islam.
Abstract
In the study of Islamic studies, of course, it aims to
find out about the understanding of the methodology of Islamic studies. The
methodology of Islamic studies is also called the methodology of religious
studies. Meanwhile, the religion itself means education originating from God or
the results of human absorption contained in the scriptures which are not
written on strands of paper, nor said by the tongue through sound, but rather
painted using ink created by Allah in the room and rooms of the heart in nature
human. Religion and its types are very basic as we provide life. The underlying
reason for the importance of a religion is the background of Human Fitrah,
Weakness and Human Weakness, and temptation-related challenges. Along with this
increasingly global era, cases of violations of religious norms are also
increasingly emerging. One way that can be done is to cut this event by
embedding character education. Islamic religion plays a role as a sacred
religion that is blessed by Allah for the people of all humanity, Islam can be
a good solution. The underlying thing is because Islamic teachings can regulate
the whole system of life that humans do, for example about children's
education. Therefore, one of the functions of the methodology of Islamic studies
is to give instruction on how to provide teachings and education to children by
means, methods and systems that are appropriate and in accordance with the
Islamic Shari'a to build a commendable character within them. In language,
children's education is guidance to children who can be guided by their
parents, or teachers as teachers or the community. This education will be for
children who have an important role in developing a country for life and
progress in the future. This education should also be instilled early, so as to
give birth to a generation of dignity. More or less that is like the goal in
providing Islamic education to be more advanced this time, so the more advanced
the human mindset, so that there are no more phenomena regarding the denial of
religious norms. This methodology is a doctrine that originally originated from
God's order in Islamic religion. The ligkup room of this study covers all
series, systems, and phenomena in human life, this is about how humans can
manage time carefully and as well as possible and do good (amaliah). The days
of the Prophet's life, the methodology of Islamic studies was applied in
mosques. By studying the methodology of Islamic studies, humans are expected to
be good examples in applying the teachings of Islam to become true Muslims who
are wise in addressing the modern era and the era of globalization.
Key words: religion and characteristics, importance of religion, methodology of Islamic studies, scope, position of Islamic sudi methodology, and the purpose of studying the methodology of Islamic studies.
A.
Pendahuluan
Metodologi studi islam termasuk
pendidikan yang sangat prima, karena metodologi studi islam (MSI) ini merupakan
pendidikan islamik yang mengajarkan kita menjadikan manusia sebagai makhluk yang
bertaqwa kepada Allah, patuh kepada perintah Allah, dan menghindari apapun yang
dilarang oleh-Nya, serta berahlak mulia. Dan studi islam ini pun mengajarkan
kita untuk selalu menghormati orang yang lebih tua, terutama kepada kedua orang
tua, toleransi, dan sikap fleksibilitas dalam mengjajaki pertumbuhan arus
sistem kemajuan zaman di dunia yang semakin mengglobal. Yang dimaknai dengan
studi islam yaitu pendidikan dan tuntunan yang mengajarkan kita terhadap
ajaran-ajaran atau aliran-aliran yang sumbernya berasal dari agama islam
sendiri. Studi islam ini sebaiknya diajarkan dan ditanamkan sejak dini, supaya
anak-anak mengenal siapa Tuhannya, siapa Nabinya, apa kitabnya, bagaimana mengenal
hukum-hukum islam dan ajaran-ajaran dalam islam, juga mengajarkan dan
menumbuhkan dalam diri mereka tentang rasa iman atau keyakinan dengan adanya
hal tersebut. Selain dari pada hal itu, studi islam tidak hanya dikembangkan
ataupun disampaikan melalui guru yang
lazimnya dinyatakan dengan pengajar dan pendidik saja, karena pada awalnya, pendidikan
islam dikembangkan dari Nabi kita, Muhammad SAW kepada sahabat-sahabatnya, dai,
kiyai, usatadz-ustadzah, sampai kepada segenap umat islam sampai saat yang sekarang
ini.
Berhubungan dengan metodologi
studi islam ini, pendidikan agama islam sangatlah penting. Pada dasarnya,
pendidikan agama islam saling melengkapi dan memiliki tujuan yang sama, yakni
dalam aktivitas kehidupan, peserta didik tidak akan lepas dari pengalaman
agama, berakhlakul karim, berkepribadian utama, dan berwatak sesuai dengan
ajaran agama islam. [1]
Islam berpusat atau berpacu
dan berorientasi terhadap dua pedoman hidup, diantaranya Al-quran dan al-hadist
sebagai sumber utama tujuan islam dalam menanggapi dan memberikan keputusan
yang berkaitan dengan fenomena yang sedang dipermasalahkan atau didiskusikan
pada saat itu. Selain hanya itu, di dalam ruang lingkup islam juga terdapat
banyak sekali aturan-aturan kehidupan dan aktifitas yang dilakukan manusia
setiap hari. Yang dalam hal itu tidak hanya mengacu pada topik mengenai
pendidikan formal saja, melainkan juga belajar dalam bentang lingkup pendidikan
sehari-hari. Sebagaimana kaidah ketentuan tentang semua tata cara di kehidupan yang
menata dan mengurus sesuatau, kegiatan jual dagang dan perekonomian adalah
sebagai contohya.
Adanya agama islam yang dipikul dan disiarkan
oleh Nabi Allah SAW, diyakini dan dipercayai bisa menjamin serta memperbaiki,
juga merubah seluruh tata cara terwujudnya kehidupan seluruh umat. Petunjuk dan
petuah agama yang mencakup seluruh sudut pandang kehidupan manusia, sebagaimana
halnya tercantum di dalam pedoman dan sumber ajarannya. Al-quran dan hadist
terpandang ideal dan agung supaya dapat direalisasikan dalam kehidupan nyata
yang berbasis islami. Islam memberikan pelajaran pada setiap lapisan kehidupan
yang dinamis dan berhaluan ke arah perbaikan dari keadaan sekarang (kehidupan
dunia politik), toleransi dan fleksibelitas dengan menghargai setiap pendapat pemikiran
seseorang dan masukan ide-ide melalui tingkat kelajuan ilmu pengetahuan global
dan teknologi informasi yang semakin mendunia, dapat berbuat sebanding dalam
melengkapi kebutuhan jasmani dan rohani,
tiada putus-putusnya untuk selalu memuaikan dan membiasakan diri
terhadap kepedulian sosial, menghargai dan menanajemen waktu, mempunyai sikap
terbuka dan demokratis, berorientasi atau berpatokan pada kualitas, egaliter,
berakhlak mulia, dan masih banyak yang lainnya.
Al-quran merupakan wahyu
Allah sekaligus pesan-pesan suci dari Allah yang diturunkan dan dititipkan
dengan Rasulullah saw sebagai perantaranya. Al-quran yang berperan sebagai petunjuk untuk dijadikan pedoman atau
pegangan dalam mengarungi kehidupan di alam dunia dan meraih pula kebahagiaan
di alam akhirat kelak. Al-quran ditujukan bagi semua umat manusia tanpa
terkecuali yang hidup di alam fana ini, dari masa sebelum kelahiran Nabi Allah
Muhammad saw hingga kiamat dan penyempurna dari segala pedoman, dan acuan, juga
penyempurna kitab lain yang telah Allah turunkan sebelum al-quran. Sedangkan hadist
merupakan percakapan atau perkataan yang Rashulullah saw lakukan dahulu ketika
beliau masih hidup. Hadist inilah sebagai acuan yang digunakan sebagai landasan
dalam mengambil keputusan tentang perkara yang terjadi pada waktu itu,
sedangkan ketika kejadian itu belum ada sesuatu pun perkara sama yang sudah
diputuskan atau pembahasannya atau juga hukumnya di dalam kitab Al-quran.
Namun, jika tetap saja di dalam al-quran dan al-hadist tak ada hukumnya
mengenai suatu perkara yang sedang dikeluhkan, maka itulah salah satu perannya
metodologi studi islam. Atas pendidikan inilah, sosok para alim ulama dan tokoh
agama bermusyawarah menyimpulkan keputusan berdasarkan ilmu islam yang tidak
bertentangan ajaran di dalam kitab Al-quran dan as-sunnah serta dapat
dijadikan jalan keluar serta solusi yang
baik dalam menyelesaikan dan menuntaskan masalah yang disidangkan tersebut
beserta perbedaan pendapat yang menjadi dampak dalam masaslah-masaslah yang
ditimbulkan. Dan proses
dalam menafsirkan dua sumber utama syariah (Al-quran dan al-hadist) disebut
fiqh (secara harfiah berarti kecerdasan) atau hukum islam.[2]
Dan dengan izin Allah, meskipun dalam hadist
tidak ada, dengan adanya keyakinan dan kebenaran mematuhi keputusan yang
meskipun hanya di dapat dari musyawarah para alim ulama dan tokoh besar islam,
maka tetap saja kita tetap berpegang teguh pada Allah dan Rashulullah saw, Al-quran
dan al-hadist, karena mematuhi ulil amri sama saja mematuhi keduanya, apabila
tidak bertentangan dan seiring sejalan dengan perintah-Nya. Jika umat muslim
mengikuti aturan didalam Al-quran dan al-hadist maka hidupnya akan berjalan
lurus, aman, tentram dan damai dalam segala kegiatan yang ia jalani. Karena
sudah menjadi publik yang sangat jelas bahwasannya ajaran-ajaran agama islam
merupakan sistem yang mengatur tata keimanan sebagai penyempurna segala
peribadatan sebelum-sebelumnya. Apabila ia tak berpedoman pada al-quran dan
al-hadist, maka bisa jadi mereka masih bahagia di dunia, tetapi kita tidak tahu
seberapa ganjaran yang Allah jatuhkan kepadanya di alam setelah hidup di bumi
ini berakhir, akhirat nanti namanya. Sedang, tradisionalis percaya bahwa setiap
penyimpangan oleh ajaran hukum Al-quran seperti yang dijelaskan oleh Nabi saw
dan dipraktikkan oleh modernis ahli hukum islam adalah sebuah konsep konsep
assing yang tidak dapat benar jika dikaitkan dengan islam , melainkan lebih
sebagai pendapat ahli hukuj itu sendiri. [3]
Baik pula jika seseorang mempunyai iman maka hidupnya akan merasakan
ketentraman didalam hatinya. Iman adalah dasar kekuatan dan keteguhan dalam
pribadi setiap manusia. Jika orang mempunyai iman maka ia tak akan pernah terbawa
oleh arus gelombang-gelombang kehidupan setiap zaman, dan ia teringkar dari
kata tergulung oleh gelombang-gelombang yang menerjang arus kehidupan. Selain
itu, telah disebutkan bahwa islam juga mengajarkan supaya manusia tidak melulu memfokuskan tujuan kehidupan bahagia didunia
saja, akan tetapi manusia juga harus memikirkan bagaimana kehidupan setelah
kehidupan di dunia berakhir (ahirat). Selanjutnya, islam adalah agama sempurna
yang ajaranya datang dari Allah SWT, kemudian diamanahkan kepada Rashulullah
rahmat semesta alam sebagai nabi terakhir kepada seluruh umat manusia. Setelah
datangnya agama penyempurna, yakni agama islam, maka agama islam merupakan satu-satunya
agama yang diperkenankan Allah dan selain dari agama islam adalah agama yang
tidak diizikan Allah SWT. Oleh karena itu pula, manusia dibekali dengan pendidikan
islam yang seharusnya ditanamkan sejak dini, agar manusia selalu berada dijalan
yang lurus berdasarkan syariat agama islam.
Manusia hidup di dunia ini
diibaratkan dengan menanam bibit yang akan berbuah. Apabila umat manusia menanam
benih-benih, pasti suatu saat akan memetik buah hasil panennya, dan mereka
pasti akan mendapatkan hasilnya sesuai dengan apa yang mereka tanam dan dengan
bagaimana mereka merawatnya.
Begitupun manusia, jika
manusia memanfaatkan kesempatan umur di hidupnya dengan menanam benih-benih
kebaikan (amaliah), maka kebaikan-kebaikan
tersebut akan dipanen dan dituah pada saat diakhirat kelak, setelah
berakhirnya kehidupan di dunia. Allah pasti akan membalas kebaikan-kebaikan
yang ditanam melalui bibit yang berujung menjadi pohon yang berbuah tersebut,
dengan memberikan kedudukan dan posisi yang sesuai amalan mereka dan menempatkan
orang-orang tersebut didalam syurganya Allah SWT. Begitupun sebaliknya, apabila
umat manusia melakukan atau melaksanakan atau menanam benih-benih amalan keburukan,
maka hasilnya yang akan dipanen ketika diakhirat kelak, dan pasti sesuai dengan
apa yang mereka perbuat selama mereka hidup di dunia dan mereka itu akan
diberikan balasan yang setimpal dengan buah yang mereka petik, Allah akan
memperlakukan mereka yaitu dengan cara manusia tersebut akan dimasukkan kedalam
nerakanya Allah SWT. Oleh karena itu, manusia diberikan ilmu pendidikan, khususnya
tentang adab. Baik adab manusia kepada Tuhannya, adab kepada sesama manusia,
juga adab dengan alam sekitar mereka.
Manusia-manusia itu sama saja
seperti kita, bagaimana kita akan menanam dan memanen hasil dari bibit yang
sudah disiamkan. Dalam kehidupan, tak mungkin kita akan selalu berjalan mulus,
pasti kita akan menemukan problematika dalam kehidupan kita. Oleh karena itu,
dalam memutuskan suatu perkara janganlah kita sembarangan mengambil keputusan.
Itulah mengapa, dengan cara diadakan mata kuliah Metodelogi Studi Islam ini
diperguruan tinggi untuk memberikan pengetahuan dan pendidikan yang sesuai
dengan syariat islam sebagai bekal unrtuk menjalani kehidupan di dunia dan mencapai
kebahagiaan di akhirat, karena setiap peneliti studi islam diwajibkan untuk
melakukan kajian dengan metode critical thought, tidak hanya berpatokan
pada praktik pemikiran tertentu yang digunakan, maupun objek pemikiran yang
menjadi titik fokus perhatian sebuah penelitian.[4]
B.
Agama dan Unsur Karakteristik Agama
Terdapat
4 unsur yang berperan sebagai karakteristik agama sebagai berikut :
a)
Pertama, unsur kepercayaan
terhadap kekuatan yang berawal dari sesuatu tak kasat mata.
b)
Kedua, unsur keyakinan bahwasannya tingkat kebahagiaan dan
puncak kesejahteraan hidup di alam dunia dan akhirat, tergantung pada adanya
jalinan yang baik dengan kekuatan yang dimaksudkan.
c)
Ketiga, unsur respon efek balik yang bersifat emosional
dari diri manusia.
d)
Keempat, unsur paham akan keberadaan yang kudus (sacred)
dan suci, dalam bentuk kekuatan gaib, dalam wujud kitab suci yang mengandung
ilmu-ilmu agama yang berkaitan, tempat-tempat tertentu yang dianggap keramat,
perlengkapan untuk menyelenggarakan upacara-upacara, dan sebagai macamnya.
Berdasarkan
uraian tersebut, kita dapat memutuskan suatu kesimpulan bahwa agama adalah
pendidikan yang bermula dari Tuhan atau hasil resapan manusia yang terdapat dalam
kitab suci yang diturunkan ke generasi berikutnya bersamaan dengan tujuannya
untuk menyajikan tuntunan ajaran dan pedoman untuk manusia agar dapat mencapai puncak
kebahagiaan baik di dunia ataupun alam setelahnya.
Dan
dari kesimpulan tersebut dapat dijumpai adanya 5 aspek yang terdapat dalam
agama. Pertama, aspek asal-usulnya. Terdapat beberapa agama yang bermula dari
Tuhan seperti agama samawi dan ada pula yang asal mula penciptaannya dari
penalaran manusia seperti agama ardli atau agama kebudayaan. Kedua,
aspek tujuannya yang bertujuan untuk membagikan tuntunan hidup agar bahagia di
kedua alam (dunia dan akhirat). Ketiga, aspek bentang lingkupnya, yaitu
keteguhan hati akan adanya kekuatan di luar alam nyata, kepercayaan manusia
tentang kesejahteraan dan kemakmurannya di dunia dan akhirat tetapi harus
bersangkut paut pada adanya jalinan yang baik dengan kekuatan gaib, respon yang
bersifat emosional, dan hadirnya sesuatu yang dianggap suci. Keempat, aspek kemasyarakatannya,
yaitu bagaimana agama disampaikan secara turun temurun dan diwariskan dari
generasi ke generasi. Kelima, aspek sumbernya, yaitu kitab suci.
C.
Latar Belakang Perlunya Manusia
Terhadap Agama
Setidaknya ada tiga dasar
bukti yang menjadi
penyebab pentingnya ilmu agama bagi manusia. Ketiga alasan tersebut, secara singkat dapat dinyatakan pada:
a)
Latar
Belakang Fitrah Manusia.
Faktor
yang melatarbelakangi perlunya agama bagi manusia adalah tentang kepuasan hati
dan bagaimana hati menjadi teguh karena sesuatu yang nyata dan tidak nyata
pastilah ada yang menciptakannya. Dan mereka
(Rashulullah saw dan sahabatnya) diutus
untuk mengingatkan manusia kepada perjanjian yang telah diikat oleh fitrah
mereka, yang kelak mereka akan dituntut untuk memenuhinya. Perjanjian itu tidak
ditulis di atas helaian kertas, tidak juga dikatakan oleh
lidah
melalui suara, melainkan terlukis menggunakan tinta ciptaan Allah di ruang dan kamar-kamar hati dalam fitrah
manusia, dan di sela-sela hati nurani
serta di kedalaman tanggapan
batiniah. Bahwasannya
fenomenologi menilai manusia adalah makhluk yang memiliki kesadaran. Buktinya,
kita dapet merenungkan, dapat sadar tentang kesadaran diri kita sendiri ketika
kita melakukan refleksi. Proses refleksi dapat di sebagai kegiatan dalam
pikiran kita ketika pikiran kita memikirkan dirinya sendiri, memikirkan,
menyadari, tentang pikiran itu.[5]
b)
Kelemahan
dan Kekurangan Manusia.
Faktor lainnya
yang melatarbelakangi manusia membutuhkan agama adalah karena di samping manusia mempunyai banyak
kesempurnaan juga memiliki banyak keganjilan. Hal
ini antara lain dinyatakan oleh
kata Al-Nafs. Menurut Qurash Shihab, bahwa dalam pandangan Alquran, nafs
diciptakan Allah dalam keadaan sempurna yang berfungsi mencakup
keseluruan serta mendorong manusia melaksanakan kebaikan dan keburukan, dan karena
hal tersebut, sisi
dalam diri manusia inilah yang oleh Alquran disarankan untuk memfokuskan perhatian lebih besar. Pengertian golongan Sufi mengenai nafs ini
sama halnya
dengan yang ada di dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia yang antara lain menegaskankan bahwa nafs adalah pendukung hati yang kuat untuk melakukan hal yang kurang baik.
c)
Tantangan manusia
Faktor lain yang menimbulkan manusia membutuhkan agama ialah sebab manusia di dalam perjalanan hidupannya senantiasa berhadapan dengan berbagai tantangan, baik yang datang berasal
dari dalam atau datang berasal dari luar. Sedangkan tantangan dari luar dapat berupa
rekayasa dan cara-cara yang
dilakukan manusia yang memang diniatkan untuk
berusaha ingin
memalingkan manusia dari Tuhan. Itulah sebabnya, agama sangatlah
penting bagi kita membatasi hak dan kewajiban kita, baik kepada Yang
Menciptakan kita, sesama manusia, ataupun terhadap alam semesta.
D.
Karakteristik Ajaran Islam
Kita sudah mengenal Islam, tetapi bagaimanakah
potret Islam yang kita kenal itu, dan
memang sepertinya islam masih merupakan suatu permasalahan yang perlu disimpulkan lebih lanjut dalam arti runtunan
perubahan tumbuh dan berkembangnya pengajaran ilmu islam dan umatnya, baik islam
sebagai agama, maupun kaidah, serta sistem budaya dan peradaban. [6]
Pola
pikir para ilmuan Muslim dengan memakai berbagai pendekatan kiranya dapat dimanfaatkan sebagai bahan untuk mengenal karakteristik ajaran
Islam, tidak menguji dan memperselisihkannya antara satu dengan yang lainnya, akan tetapi lebih mencari bagian-bagian persamaannya untuk kemaslahatan pada umumnya, dan untuk kebutuhan studi Islam pada khususnya.
1)
Dalam
Bidang Agama
Dalam ciptaannya bertemakan Islam Doktrin dan Peradaban, Nurcholis Madjid banyak berbincang tentang karakteristik kaidah-kaidah Islam dalam bidang agama. Menurut pendapatnya, sebenarnya dalam bidang agama Islam menyatakan adanya pluralisme. Menurutnya, pluralisme adalah tata tertib Tuhan yang tidak akan beralih, sehingga tidak akan pula dilanggar atau diingkari. Karakteristik
agama Islam dalam tujuan utama keagamaannya
mempunyai
sifat toleran, pemaaf, tidak mengekang
kehendak dan sikap menghargai karena dalam pluralitas agama tersebut
terdapat unsur kesamaan yaitu pengabdian kepada Tuhan.
2)
Dalam Bidang Ibadah
Karakteristik ajaran Islam berikutnya dapat diketahui melalui konsepsinya di dalam bidang ibadah. Secara harfiah, ibadah merupakan bukti baktinya manusia kepada Allah Swt, karena didorong dan
dibangkitkan oleh akidah tauhid.
Visi Islam mengenai ibadah adalah sifat dan jiwa. Sedangkan misi ajaran Islam itu sendiri yang sejalan dengan tugas
penciptaan manusia, sebagai makhluk yang hanya diperintahkan hanya
untuk beribadah kepada-Nya.
3)
Bidang
Akidah
Di dalam
Kitab Mu’jam al-Falsafi, karya Jamil Shaliba, ia memaknai akidah secara bahasa adalah merangkaikan ikatan dua sudut sehingga dapat bertemu dan bersambung terjalin secara kokoh. Ikatan tersebut berbeda dengan pengartian kata ribath yang dimaknai juga ikatan, tetapi ikatan yang mudah dilepas, karena akan mengandung unsur yang membahayakan.
4)
Bidang
Ilmu dan Kebudayaan
Karakteristik Islam dalam bidang ilmu dan kebudayaan
bersifat terbuka, akomodatif, tetapi juga selektif. Islam adalah
paradigma terbuka. Ia merupakan mata rantai peradaban dunia. Dalam Al-quran surah Al-alaq terdapat kata iqra’ yang diulang sebanyak dua
kali. Kata tersebut menurut A.Baiquni, selain berarti membaca dalam arti biasa,
juga berarti menelaah, mengobservasi, membandingkan, mengukur, mendiskripsikan,
menganalisis dan penyimpulan secara induktif.
5)
Bidang
Pendidikan
Islam memaandang bahwa pendidikan adalah hak bagi setiap
orang (education for all), laki-laki atau perempuan dan berlangsung
sepanjang hayat (long life education). Pendidikan karakter sangat
erat berkaitan dengan pendidikan bernuansa islam, bahwasannya kekayaan
pendidikan islam dengan ajaran intinya tentang moral akan sangat menarik jika
dijadikan konten dari kosep pendidikan karakter.[7]
6)
Bidang
Sosial
Ajaran Islam dalam bidang sosial ini tergolong yang paling menonjol karena semua bidang ajaran Islam pada akhirnya ditujukan kepada kesejahteraan manusia.
Menurut penelitian yang dilakukan Jalaluddin Rahmat, Islam
ternyata agama yang mengutamakan
urusan muamalah lebih dominan dari pada urusan ibadah. Islam ternyata banyak memfokuskan aspek kehidupan sosial dari pada aspek kehidupan ritual.
7)
Dalam
Bidang Kehidupan Ekonomi
Karakteristik ajaran agama Islam selanjutnya dapat diperhatikan dari konsepsinya di bidang kehidupan.
Islam memandang bahwa kehidupan yang harus dilakukan manusia adalah hidup seimbang dan tidak terputuskan antara urusan dunia dan akhirat. Urusan dunia diusahakan dalam rangka mengejar kehidupan akhirat dan kehidupan
akhirat dicapai dengan dunia. Dan orang yang baik ialah orang yang mendapat keduanya dengan seimbang, karena dunia ialah tangga menuju naik keakhirat, dan jangan dibalik, yakni akhirat dikorbankan demi urusan dunia.
8)
Dalam
Bidang Kesehatan
Ajaran Islam mengenai ilmu kesehatan berpacuan pada prinsip pencegahan lebih diutamakan daripada
penyembuhan. Berkenaan dengan konteks ini telah dijumpakan dengan
banyak petunjuk dari kitab suci Al-quran dan sunnah Nabi Muhammad Saw. yang pada dasarnya mengarah pada cara-cara pencegahan diantaranya
9)
Dalam
Bidang Politik
Terdapat perintah menaati ulil amri (QS.
An-nisa:4: (156)) yang terjemahannya
termasuk penguasa di bidang politik dan pemerintahan dan negara. Islam menghendaki suatu ketaatan
kritis yaitu ketaatan yang berdasarkan terhadap tolak ukur kebenaran dari Tuhan. Jika pemimpin tersebut
berpegang teguh pada tuntutan Allah dan rasul-Nya maka wajib ditaati. Begitupun
sebaliknya.
10)
Dalam
Bidang Pekerjaan
Islam memandang bahwa kerja sebagai ibadah kepada Allah
Swt. Atas dasar ini maka kerja yang dikehendaki Islam adalah kerja yang
bermutu, terarah pada pengabdian terhadap Allah Swt, dan kerja yang bermanfaat
bagi orang lain.
11)
Islam
Sebagai Disiplin Ilmu
Islam juga telah tampil sebagai sebuah disiplin ilmu
yaitu ilmu keislaman..
Islam sebenarnya mempunyai aspek teologi, aspek ibadah,
aspek moral, aspek mistisisme, aspek filsafat, aspek sejarah, aspek kebudayaan
dan sebagainya.
E.
Pengertian Metodologi Studi Islam
Kata
metodologi studi islam merupakan gabungan dari tiga kata, diantaranya yaitu
metodelogi, studi (pendidikan) dan islam. Istilah metode (method) di
sini mengandung arti tentang suatu prosedur atau rencana sistematis yang
digunakan untuk sebuah tindakan.[8]
Tindakan yang diberikan guru oleh muridnya, berencana mengarahkan muridnya menuju
yang diinginkan atau yang dicita-citakan. Metodologi berasal dari kata “Metode” metode ini berasal dari bahasa Yunani yang artinya
meta, medos, dan logos. Meta artinya menuju, melalui dan
mengikuti. Sedangkan metodos yaitu jalan atau cara. Jadi dapat
disimpulkan bahwa metodos adalah jalan atau cara yang kita tempuh untuk
menuju atau mencapai sesuatu yang kita inginkan. Dan kata logos dapat
diartikan “studi tentang” dan “teori
tantang”. Metodologi menurut pandangan islam yaitu istilah yang digunakan ketika seseorang telah
menetapkan metode dan mengunakanya untuk kepentingan keislaman, atau ketika
seseorang ingin membahas metode yang biasa digunakan untuk pendidikan islam.
Metode dibagi menjadi beberapa metedode adalah sebagai berikut:
(1)Metode historis yaitu metode yang
mempelajari asal usul agama dan pertumbuhan agama dan lembaga agama dalam
setiap kurun waktu (periode) perkembangan sejarah. (2)Metode sosiologis yaitu
metode yang mempelajari pengaruh kehidupan masyarakat dan perubahan-perubahan
pengalaman agama, pengaruh masyarakat terhadap agama, pengaruh agama terhadap
perubahan sosial; pengalaman agama dalam organisasi-organisasi.
(3)Metode psikologis; dibahas masalah
aspek batin/kejiwaan dari pengalaman individu maupun kelompok yaitu
interrelation dan interaction dari setiap individu maupun kelompok terhadap
agamanya dan agama lain.
(4)Metode anthropologis, yaitu metode
yang memandang agama dari sudut budaya seseorang.
(5)Pendekatan fenomenologis yaitu lebih cenderung kepada penngalaman agama
orang lain.[9]
Jadi
dapat disimpulkan bahwa metode yaitu cara atau jalan yang kita tempuh untuk
meraih atau mengapai cita-cita yang diinginkan. Metode dibagi menjadi lima
yaitu metode historis, metode sosiologis, metode psikologis, metode
anthropologis, dan pendekatan fenomenologis. Pendidikan pendidikan yaitu
bimbingan pengajaran yang diberikan kepada anak, pendidikan bertujuan untuk
membeikan ilmu, pengarahan kepada anak didiknya. Pengembangan aktivitas
pendidikan Islam di Indonesia pada awalnya sudah diadakan sejak sebelum Indonesia
merdeka hingga sekarang dan hingga yang akan datang.
Dalam
sejarahnya, sejak pada awal kemerdekaan negara republik Indonesia sudah menyerahkan perhatian dan
pernyataan yang relatif tinggi terhadap sumbangan besar pendidikan Islam dalam
upaya memberikan pengajaran dan menjadikan cerdas kehidupan bangsa. Pendidikan
bukan hanya anak-anak saja yang mendapatkanya, akan tetapi orang tuapun bisa
mendapatkanya. Pendidikan berlangsung sepanjang hayat dan ilmu pendidikan tidak
hanya dicari di tempat itu-itu saja akan tetapi ilmu pendidikan bisa dicari di mana
saja berada. Karena pada dasarnya, apapun yang kita lakukan di sisi kehidupan
adalah sebuah ilmu. Baik yang dapat kita sadari sendiri ataupun ilmu yang kita
dapat dari orang lain. Bahkan bisa jadi, kita mendapatkan suatu ilmu yang awal
masanya didapat dari kesalahan diri sendiri maupun didapat dari kritikan
orang-orang di sekitar kita. Begitulah seharusnya kita dapat menempatkan ilmu
yang telah didapat itu dengan menyinkronkan ilmu tersebut beriringan dengan
syariat islam melalui studi islam ini.
Istilah
studi islam di dunia barat biasa disebut islamic studi dan di dalam
dunia islam dikenal dengan Dirasah Islamiah. Studi ilmu agama dalam
dunia barat (baca studi islam (agama)). Kata tersebut tidak dibantah ataupun
dikritik, akan tetapi para ahli masih berdebat tentang istilah tersebut, apakah
studi islam bisa dimasukkan kedalam ilmu pengetahuan, dan metode yang dipakai
dalam penyampaian metode studi islam ini yaitu dengan cara mendegarkan ceramah.
Islam juga merupakan pengetahuan yang dijelaskan dalam ajaran islam, yang
dilakukan dalam sejarah dan kehidupan sehari-hari.
Islam yaitu pendidikan yang mengajarkan
umat manusia agar memiliki ahlak yang baik, supaya patuh, tanduk dan taat
kepada perintah Allah SWT, dan menjauhi segala laranganya. Pendidikan islam
adalah pendidikan yang dipahami dan dikembangkan serta disusun berdasarkan
nilai-nilai yang terkandung dan bersumber pada Al-quran dan Hadist.[10]
Studi islam merupakan pendidikan yang dikembangkan dari nabi Muhammad SAW,
sahabat-sahabatnya, dai, dan kiyai, dan guru, dosen dan orang-orang yang sudah
mengetahui atau menguasai ilmu pendidikan secara mendalam. Berdasarkan Al-quran
dan Hadist, di sekolahan pendidikan islam ini disebut dengan Pendidikan Agama Islam
(PAI), di dalam sekolahan guru ikut serta dalam mengembangan pendidikan islam
ini, pendidikan islam ini mengajarkan anak didiknya supaya mengetahui dan
membedakan mana perbuatan yang baik dan perbuatan yang buruk.
Al-quran merupakan wahyu Allah. Al-qur’an
merupakan kitab yang dibaca oleh umat manusia, yang diturunkan melalui Nabi
Muhammad SAW, untuk menjadi pedoman atau petunjuk bagi seluruh umat manusia
supaya umat manusia berjalan sesuai dengan aturan didalam Al-quran dan tidak
berjalan kearah yang salah. Orang yang berjalan sesuai yang didalam Al-quran
maka maka manusia akan mencapai kehidupan bahagia dunia dan ahirat.
Sedangkan Hadist merupakan perbuatan,
percakapan, serta persetujuan Nabi Muhammad SAW, apabila manusia ingin
memutuskan sesuatu maka harus berdasarkan Al-quran dan apabila di dalam Al-quran
tidak ada penjelasan tentang masalah tersebut maka ambilah dari Hadist. Munculnya
istilah pendidikan islam di dunia barat disebut dengan istilah islamic
studies, dalam dunia Islam dikenal dengan Dirasah Islamiyah.
Pendidikan islam bisa didapatkan melelalui mendengarkan ceramah, membaca buku,
dari orang tua, dan para ulama.
Pendidikan islam berpatokan pada akidah
dan muamalah. Muamalah dibagi menjadi dua yaitu pendidikan (hablum minallah)
dan (hablum min-annas). Hablum minallah yaitu pendidikan yang berasal dari Allah
sedangkan hablum min an-nas yaitu berdasarkan manusia, maksudnya pendidikan
yang berasal dari manusia, yang disampaikan oleh manusia, diajarkan oleh
manusia.
Adapun pengertian akidah yaitu iman dan
keyakinan. Karena keyakinan atau kepercayaan merupakan pusat dan tujuan dari
segala perbuatan, keyakinan seseorang itu penting kalau manusia tidak mempunyai
keyakinan terhadap Tuhannya dan bagaimana bisa ia menyembah. Aqidah islam yaitu
kepercayaan yang dianut orang islam. Keyakinan dan kepercayaan umat islam yaitu
diantaranya: yakin bahwa Tuhan hanya satu yaitu Allah SWT, yakin bahwa kitap
suci umat islam adalah Al-quran, yakin bahwa Nabi Muhammad SAW ialah utusan
Allah, yakin adanya alam gaib, yakin kepada hari akhir, dan yakin kepada qodo
dan qodar, dan banyak keyakinan yang lain-lain. Itu semua merupakan aqidah yang
diyakini di dalam hati seseorang. Jika umat manusia mempunyai aqidah di dalam
hati maka akan mendatangkan jiwa ketentraman didalam hati umat manusia tersebut,
maka seseorang tidak akan tergoyah imanya.
Orang yang beriman yaitu orang yang menaati
segala perintah yang Allah berikan dan menjauhi segala larangan yang Allah
pantangkan. Iman merupakan fondasi keteguhan bagi seluruh umat muslim, supaya
umat muslim tidak terbawa oleh arus gelombang, supaya menjadi umat muslim yang
kokoh dan tidak tergoyahkan.
Muamalah dibagi menjadi dua
diantaranya: muamalah berhubungan baik atau komunikasi dengan Allah yang biasa
disebut dengan hablu minallah dan berhubungan baik atau komunikasi dengan
sesama manusia atau biasa disebut dengan hablu minannas. Komunikasi dengan
Allah bisa dilakukan dengan sholat, membayar zakat, shodakoh, infaq dan
lain-lain, sedangkan berhubungan degan manusia diantaranya yaitu bersiaturahmi
dengan kerabat, sanak saudara, sahabat, tetangga dan masyarakat, jual beli dan
kegiatan masyarakat lainya.
Adapun pengertian studi islam menurut
para tokoh adalah sebagai berikut:
(1) Endang Saifudin
Anshori menyatakan bahwa pendidikan adalah proses bimbingan, pimpian, tuntunan,
perkembangan pikiran, perasaan, dengan cara menasehatimengarahkan anak
didiknya, bertujuan agar terciptanya pribadi yang baik, dengan pengembangan
jiwa berdasarkan alqur’an dan hadist.[11]
(2) Zakiyah Darajat
mengatakan bahwa studi islam adalah bimbingan yang diberikan kepada anak dan
mengasuh anak didiknya, agar selalu, memahami ajaran-ajaran agama islam, secara
mendalam lalu meresapi tujuan dan pada akhirnya anak tersebut dapat mengenalkan
daan menjadikan agama islam sebagai agama tujuan hidupnya.
(3) Rayar Yusuf
berpendapat bahwa studi islam yaitu pendidikan yang disampaikan orang tua atau
pengalihan pengalaman, pengetahuan dan keterampilan yang diberikan kepada
generasi muda agar generasi muda menjadi generasi yang baik dan bertakwa kepada
Allah SWT.[12]
Jadi
dapat disimpulkan dari beberapa pendapat para tokoh pendidikan adalah proses
bimbingan yang disajikan dan diperlakukan kepada anak-anak didik berdasarkan Al-quran
dan hadist, supaya membentuk ahlak dan prilaku yang baik menurut syariat islam,
dan tanduk patuh kepada ajaran islam terutama kepada Allah SWT. Jadi pendidikan
agama islam itu penting terutama pada anak-anak untuk pembekalan hidupnya
dimasa yang akan datang, supaya tidak terpengaruh
perkembangan zaman, era-globalisasi dan supaya imanya tidak tergoyah. Fungsi tuntunan
agama sebagai pembenteng moral atau akhlak masyarakat yang berperilaku mulia
inilah yang harus senantiasa dan dipelihara dengan baik sehingga perilaku warga
masyarakat tetap dalam koridor moralitas dan iman yang benar.[13]
Pendidikan islam merupakan pendidikan yang membentuk karakter dan moral anak,
orang tua, lingkunagan pendidikan dan masyarakat ikut serta dalam pembentukan
karakter dan moral anak. Maka dari itu anak harus dididik dengan pendidikan
islam, lingkungan yang baik bisa menimbulkan faktor positif sehingga manjadikan
moral anak yang baik.
Islam,
penyempurna agama yang seluruh isi ajarannya diturunkan Tuhan kepada Rosul.[14]
Islam ialah suatu ajaran tata peradaban yang berisikan ajaran-ajaran dan
firman-firman Allah swt dan diwahyukan-Nya kepada seluruh umat manusia tanpa
terkecuali lewat pesan Allah berupa tokoh hebat yakni Rashulullah SAW sebagai
satu-satunya manusia terbaik yang pernah hidup di muka bumi ini. Islam datang
bersama Rashulullah ialah tak lain sebagai tanda bahwa kebenaran dan
kesempurnaan akhlak telah datang dan sebagai tanda pula bahwa kehidupan di
dunia ini akan terselesaikan dan mendapati kehidupan yang baru. Muhammad adalah
nabi yang terakhir, Nabi yang dianut oleh seluruh umat muslim, sesuatu yang
dikerjakan dan dicontohkan Nabi Muhammad hendaknya diikuti dan dilaksanakan oleh
seluruh umat manusia, itu yang disebut dengan sunah rosul, siapa yang
melaksanakan sunah rosul maka akan mendapatkan pahala dari Allah SWT.
Islam
memiliki dua pengertian yang pertama menurut bahasa dan dari
segi misi ajaranya. Menurut bahasa, islam sebenarnya bermula dari bahasa arab yaitu
salama yang mempunyai arti selamat, sentosa, dan damai. Yang dari
kesemuanya itu artinya juga menyerahkan diri, patuh, tunduk, dan taat. Kata aslama
adalah kata penting dalam ajaran islam dan mengandung semua arti dalan
pengertian pokoknya. Oleh karena itu manusia diajarkan supaya patuh tanduk dan taat kepada Allah SWT dan
manusia diajarkan pula untuk selalu mencintai kedamaian supaya hidupnyaselamat
dan sentosa. Orang yang melaksanakan itu semua maka hidupnya akan dijamin
keselamatanya didunia maupun diahirat.
Islam
menurut istilah yaitu suatu agama yang berasal dari Allah. Agama yang
diwahyukan Allah dan nabi Muhammad yang menyebarkan agama islam, memberikan
penjelasan, keterangan dan mencontohkan atau memperaktekkan yang disebut dengan
sunah rosul, islam dari segi misi
ajaranya, yaitu islam adalah agama
sepanjang sejarah manusia, dari nabi, rosul, dan sahabat-sahabatnya. Ketaatan
kepada Allah dan rosul-Nya mengandung mengandung arti ketaatan kepada Al-quran
dan Nabi Muhammad SAW. Nabi Muhammad ditugaskan oleh Allah SWT, untuk membangun
akhlak mulia, meningkatkan derajat manusia dari kehinaan, akhlak menurut islam
sangat penting karena akhlak merupakan hubungan sesama manusia dan hubungan
dengan Allah, karena akhlak manusia yang membedakan manusia yang satu dengan
manusia lain, Allah melihat dan membedakan derajatnya dengan akhlak yang baik
(mulia).
Islam
memiliki dua pedoman atan petunjuk yaitu Al-quran dan hadist. Jika seseorang
mematuhi dua pedoman tersebut InSyaa Allah hidupnya akan selamat dunia
ahirat. Islam merupakan agama yang diridoi Allah , selain agama islam maka
agama tersebut tidak diterima Allah, bumi dan seluruh isinya tunduk, dan patuh
kepada Allah SWT.
Selain
agama islam maka agama tersebut tidak akan diterima oleh Allah SWT, barang
siapa yang berhianat kepada Allah SWT dan melaksaakan segala laranganya,
menyembah selain Allah, maka Allah akan mengutuk, dan sesunguhnya orang itu
telah berjalan kearah yang salah, manusia tersebut tidak mempunyai iman sama
sekali sehingga ia terbawa arus gelombang kehidupan,dan ia akan mendapat azab
Allah yang sangat pedih. Jika manusia bertaubat sunguh-sunguh maka dosanya akan
diampuni. Maka dapat disimpulkan bahwa
agama islam merupakan agama yang diridhoi, diizini, dan diperkenani oleh Allah
SWT. Agama yang diwahyukan oleh Allah SWT, dan islam mengajarkan seluruh umat
manusia agar taat dan patuh kepada Allah SWT, supaya hidupnya selamat dan
sentosa dunia ahirat.
Jadi Meodelogi Studi Islam dapat disimpukan bahwa
metodelogi studi islam adalah bimbingan tuntunan, pengetahuan yang diberikan
kepada anak didik, dan memberikan bekal, cara atau jalan supaya anak didiknya
bisa meraih atau mengapai cita-cita, atau meraih sesuatu yang dituju, dengan berdasarkan
kepada ajaran agama islam atau syariat islam. Islam menyuruh semua lapisan umat
manusia beribadah kepada Allah SWT. Yang dimaksud dengan ibadah yaitu
taat,patuh, dan ibadah merupakan amalan-amalan didalam kehidupan manusia. Oleh
karena itu, Allah swt mengadakan sosok manusia sebagai seorang makhluk hanya
supaya mereka menghamba hanya
kepada-Nya.
Islam mengajarkan kepada umat muslim supaya
cinta kedamaian, cinta kebersihan, cinta sesama manusia maksudnya saling
enghormati sesama manusia, tidak membedakan yang miskin sama yang kaya, takut
kepada Allah, jika kita melakukan ibadah, contohnya sholat hendaklah karena
Allah, jika kita mengingalkan sholat takutlah kepada Allah SWT, bukan takut
karena dimarahin sesama manusia. Ibadah merupakan salah satu wujud iman manusia
kepada sang pencipta (Allah). Hal itu tertera dalam Undang-Undang Sistem
Pendidikan nasional Nomor 20 tahun 2003.
Salah
satu tokoh filosofis, Winnie mengamati bahwa istilah karakter mempunyai dua
pemahaman. Pemahaman pertama, ia memperlihatkan tentang bagaimana cara
seseorang berperilaku. Menurut Winnie, kalau seseorang melakukan suatu kegiatan
yang menyatakan ketidakjujuran, perilaku kasar dan kejam, ataupu sikap rakus, maka
tentulah seseorang tersebut telah memanifestasikan dirinya dengan perilaku yang
buruk. Begitupun sebaliknya, apabila seseorang telah berperilaku kejujuran,
suka tolong menolong, maka tentu saja orang tersebut juga telah
memanifestasikan dirinya bersama dengan karakter yang mulia. Pemahaman kedua,
ungkapan makna mengenai karakter ini sangat erat sekali kaitannya jika
dihubungkan dengan personality, ataupun jika seseorang baru saja dapat
disebut sebagai orang yang berkarakter apabila ia bertingkah laku sepadan
dengan dalil-dalil moral.[15]
Pendidikan
dalam arti luas merupakan proses pengembangan diri seseorang terdapat tiga
aspek kehidupan, yaitu pandangan hidup, sikap hidup, dan keterampilan hidup.
Pendidikan berperan dalam menyiapkan generasi muda untuk menjalankan kehidupan
dan memenuhi tujuan hidupnya secara lebih efektif dan efisien, dan pendidikan
berlangsung sepanjang hayat.[16] Jadi dapat disimpulkan bahwa
pendidikan itu penting bagi seluruh manusia, apalagi pendidikan islam karena
pendidikan merupakan salah satu pembentukan moral, watak, ahlak, dan perilaku,
sedangkan metode yaitu jalan untuk mencapai atau meraih cita-cita yang
diinginkan anak didikya, jadi mata kuliah metodelogi studi islam ini bertujuan
untuk meberikan petunjuk bagi seluruh maha siswanya, agar mencapai sesuatu yang
diinginkanya dengan berdasarkan syariat islam.
F.
Ruang Lingkup Studi Islam
Pendidikan merupakan bagian dari kehidupan manusia
yang tidak dapat dipisahkan, pendidikan dapat menentukan masa depan seseorang,
tanpa pendidikan maka seseorang dan negara tidak akan berkembang maju, sehingga
didalam pendidikan terdiri dari satu kesatuan antara pendidik, metode, anak
didik, meteri dan evaluasi, dan lingkungan ikut serta dalam pendidikan,
pendidikan yang ideal yaitu pendidikan yang memadukan antara pendidikan dunia
dan pendidikan ahirat secara seimbang.[17]
Di
dalam pendidikan terdiri dari satu kesatuan antara pendidik dengan anak didik,
didalam pendidikan juga terdapat materi-materi yang mengaarkan anak, mendidik
anak, mengarahkan anak, supaya anak mendapatkn jalan menuju kesuksesan, menuju
sesuatu yang diinginkan . Guru atau pendidik harus mengajarkan kepada anak
didiknya. Ilmu pendidikan dunia dan ilmu pendidikan ahirat, ilmu pendidikan
ahirat yaitu ilmu yang mengajarkan anak didiknya agar taat, tunduk patuh kepada
Allah, dan perintahnya dan menjauhi segala laranganya berdasarkan syariat
islam,dan pembentukan ahlatul karimah (ahlak mulia), jadi bukan hanya ilmu
pendidikan saja yang penting ilmu pendidikan dunia untuk mengarahkan atau
memberikan jalan, petunjuk, menuju kesuksesan dunia.
Sedangkan
ilmu ahirat untuk bekal umat manusia dikehidupan yang akan datang datang. Ruang
lingkup studi islam adalah mencakup semua bidang kehidupan manusia, apakah
manusia bisa memanfaatkan sebagai tempat-tempat untuk menanam benih-benih
kebaikan(amaliah) yang akan dipetik di aherat kelak, maka dari itu pembentukan
sikapnilai-nilai amaliah dalam diri manusia akan berjalan efektif apabila
dilakukan melalui proses pendidikan yang berjalan sesuai dengan syariat islam.[18]
Manusia
hidup didunia hanyalah sementara, hidup didunia untuk mencari, menanam dan mengumpulkan
amalan-amalan kebaikan, sesunguhnya manusia akan sirna dan akan dikembalikan
kedalam ahirat, jika seseorang didalam dunia menanam kebaikan amaliah maka
kebaikanya akan dipetik atau dipanen ketika diahirat kelak, dan Allah akan
membalas perbuatan itu dengan cara, dimasukkan kedalam surganya Allah SWT. dan
apabila manusia melalakukan sebaliknya hidup didunia hanya santai-santai tidak
mencari, mengumpulkan kebaikan (amaliah), membangkang kepada perintah Allah dan
tidak melaksanakan perintahnya akan tetapi manusia tersebut menanamkan
benih-benih keburukan (dosa), dan selalu mematuhi larangan Allah SWT, maka
manusia tersebut telah mendustakan Allah, dan apabila manusia melakukan itu,
maka Allah akan membalas perbuatan yang dilakukan manusia dunia dangan cara
dimasukkan kedalam nerakanya Allah SWT.
Ilmu
pengetahuan Islam adalah ilmu yang dilandaskan kepada iman, kepada
ajaran-ajaran Allah SWT, dan dikembangkan dengan mengambil keseluruhan warisan
setelah dipisahkan mana yang benar dan mana yang salah atau yang haq dan yang
batil.[19]
Umat islam yaitu manusia yang menyebarluaskan pendidikan islam, menyebarluaskan
pendidikan islam bisa dilakukan dengan cara berdakwah, berdakwah bisa dilakukan
dengan cara langsung, maupun tertulis.
Allah
menciptakan manusia agar menjadi khalifah dibumi, setiap manusia diwajibkan
berdakwah walaupun hanya satu ayat. Nabi Muhammad SAW, pertama menyampaikan
dakwahnya disampaikan kepada kerbat dekatnya atau kepada keluarga dekatnya, kemudia
beransur-ansur menyebarluaskan kepada masyarakat dan pada akhirnya kepada
seluruh umat manusia. Pendidikan islam disebarluaskan oleh nabi Muhammad SAW,
dan sahabat-sahabatnya, dai kiyai, ustad-usdzah hingga saat ini.
Islam
datang dengan membawa sistem yang menyeluruh dan sempurna yang mengatur seluruh
aktifitas manusia yang dibutuhkan, untuk pemenuhan berbagai naluri dan
jasmaniyah, dengan pemenuhan yang sesuai dengan fitrah sebagai seseorang muslim
dengan tuhanya dengan berbagai aqidah dan ibadah.[20]
Didalam agama islam terdapat aturan-aturan tentang kehidupan dan aktifitas yang
dilakukkan manusia, baik dari aturan atau adab makan, minum, masuk dan keluar
rumah, wc, duduk dan semua hal yang dilakukan manusia, itu semua ada didalam
agama islam.islam merupakan agama yang diwahyukan Allah untuk seluruh umat
manusia, melalui nabi Muhammad SAW, sebagai rosul, yang ajaranya dari al-qur’an
dan hadist, di dalam al-qur’an dan hadist sudah diajarkan tentang ajaran-ajaran
yang baik, perilaku yang baik dan pembentukan ahlatul karimah, dan lain
sebagainya didalam al-qur’an terdapat semua masalah yang manusia hadapi, Alquran
sebagai hakim untuk memutuskan sesuatu. agar manusia tidak menyimpang dan untuk kebahagiaan dunia dan
ahirat.
Studi
Islam, pada zaman dahulu, terutama masa Nabi dan sahabat, dilakukan di Masjid. Studi
islam saat ini berkembang pesat baik dinegara musli maupun non-muslim seperti
contohnya India , karena dinegara non-muslim ada warganya yang menganut agama
islam, studi islam dinegara non-muslim sudah diakui oleh pemerintahnya. Studi
islam di Indonesia dilakukan mulai dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga
keperguruan tinggi, karena pendidikan islam merupan pendidikan yang sangat
penting. Tanpa pendidikan islam apa yang akan terjadi di Indonesia khususnya
umat muslim, apakah masyarakat akan tetap menganut agama islam, apakah akan
berpaling mendustakan Allah, terutama pada anak-anak karena anak belum tahu siapa tuhanya. Studi
islam ini mengarahkan, mengajarkan, anak didiknya agar senantiasa patut, patuh,
tanduk, kepada Allah SWT dan Rosulnya. Studi islam diperguruan tinggi
dilaksanaakan baik di Universitas Negeri maupun Swasta. Seperti contohnya (UIN,
IAIN, STAIN) dan yang Swasta ( Unisela Semarang dan lain-lain).
Manusia
adalah mahluk Allah, karena manusia merupakan ciptaan Allah SWT, maka manusia
mempunyai perbedaan dengan Allah SWT (sang kholiq artinya yang menciptakan)
manusia diciptakan untuk mematuhi perintah Allah.[21]
Manusia diciptakan hanya untuk menyembah Allah, patuh kepada perintah Allah, mengabdi
kepada Allah SWT, berakti dan beribadah kepadanya.
Oleh
karena itu Allah menciptakan manusia. Manusia tidak ada yang sempurna, semua
manusia dihadapan Allah sama yang membedakan yaitu Amal, taqwa umatnya kepada
Allah SWT. Manusia adalah mahluk sosial, didalam kehidupanya memerlukan
hubungan, baik berhubungan dengan Allah maupun dengan sesama manusia . Agama
memiliki dua dimensi yaitu kolektif dan individual artinya pandangan yang
kebenaranya diterima secara kolektif, dan individu yaitu mengenai dunia gaib
dan impiris, maksunya mempercayai adanyai alam gaib, adanya hidup dan mati.[22]
Sesunguhnya manusia, hewan dan seluruh benda yang hidup pasti akan mati, akan
sirna, dalam dunia Islam, dari sekian banyak pola pemikiran Islam yang bercorak
pembaruan tentu berimplikasi pada aspek hukum Islam, baik secara metodologis
maupun wacana.[23]
Al-qur’an
merupakan sumber pokok hukum islam, yang mengatur segala kehidupan manusia
didunia ini, supaya umat manusia mendaatkan hidup yang damai, sejahtera dan
bahagia, adil dan makmur, supaya umat manusia selamat dunia ahirat, didalam al-qur’an
terdapat hukum-hukum islam diantaranya: hukum pernikahan, perceraian, membunuh,
pembagiann warisan, mencuri, berhijab, sholat, puasa, zakat, haji, dan lain
sebagainya, hukum-hukum itu semua terdapat di kitab Al-quran.
G.
Kedudukan Metodelogi Studi Islam
Mata Pelajaran Metodelogi Studi Islam
(MSI) merupan mata pelajaran yang sangat penting diadakan karena mata pelajaran
Metodelogi Studi Islam (MSI) mengajaran anak didiknya untuk selalu berahlak
mulia, bertaqwa kepada Allah SWT, patuh taat dan tunduk kepa perintah
Allah. Tanpa pendidikan ini tidak tahu
apa yang terjadi kepada manusia tersebut, apakah ia selalu bertaqwakepada Allah,
dan apakah ia mengingkarinya.
Sebagai umat muslim, kita harus memberi
nasehat kepada orang-orang yang melanggar aturan agama. Pendidikan ini
dikalangan SD diberi nama Pendidikan Agama Islam(PAI) anak-anak sangat
memerlukan pendidikan ini karena anak belum mengerti apa itu islam dan
sebagainya, pendidikan islam tidak hanya diajarkan oleh guru disekolah, akan
tetapi bisa didapat dari orang tua, ustad-ustadzah, buku dan sebagainya. Ketika
berbicara tentang pendidikan agama islam, yang dibahas justru pendidikan islam.
Padahal secara substansial kedua hal tersebut berbeda.[24]
Hidup
didunia ini bersifat sementara masih ada kehidupan yang akan datang yaitu
kehidupan ahirat, kita sebagai umat muslim harus mengumpulkan bekal utuk
kehidupan yang akan datang, dan jiga umat manusia mengingkari Allah, dan
berjalan belok maka sesunguhnya azab Allah sangatlah pedih, dan nerakalah tempatnya.
Apalagi
anak remaja sangat memerlukan pendidikan ini karena anak remaja pemikiranya
masih sangat labil, masih gampang mengikuti perkataan temen dan hawa napsu
walaupun itu tidak baik, sebenarnya bukan hanya anak remaja yang salah menuruti
hawa nafsu, orang dewasapun banyak yang terjerumus, maka dari iitu pendidikan
ini perlu diadakan, mempelajari pendidikan islam ini diharapkan agar manusia
menjadikan sebagai pedoman, dan pegangan pada al-qur’an dan hadist, tidak tidak
melakukan hal-hal yang dilarang Allah, dan selalu melaksanakan perintahnya, dan
tidak terjerumus kedalam keburukan yang dilarang dan dibenci Allah. Oleh karena
itu mata kuliah metodelogi studi islam sangatlah penting karena ilmu ini yang
menerangkan tentang agama, dengan mempelajari mata kulia metodelogi studi islam
ini agar mahasiswa mempunyai pegangan hidup, dan tidak berpengaruh pada
perkembangan zaman modern dan era-globalisasi. Islam adalah agama yang diridoi
allah dan diwahyukan kepada nabi Muhammad Saw.
Manusia
yang hidup dibumi ini akan sirna dan akan dikembalikan lagi kealam ahirat,
manusia hidup didunia ini dikasih kesempatan untuk megumpulkan pahala
sebanyak-banyaknya, islam mengajarkan supaya manusia itu tunduk, patuh, kepada
allah, dan islam juga mengajarkan umat manusia untuk mencintai kedamaian agar
hidupnya selamat dan sentosa, dan allah akan menjamin kebahagiaan, keselamatan
umat manusia dunia dan ahirat, dan jika orang tersebut melangar peraturan
allah, tidak patuh kepada perintahnya,
maka, orang tersebut telah berjalan kejalan yang salah, jika orang
tersebut tidak segera bertaubat (kembali
kepada allah) maka allah akan memberikan azabnya, sesunguhnya azab Allah sanga
pedih, dan jika sesorang bertaubat maka allah akan mengampuni kesalahanya,
sesunguhnya allah maha pengampun, maka dari itu manusia harus dibekali
ajaran-ajaran atau kaidah-kaidah islam sejak dini, supaya manusia mempunyai
iman didalam dirinya,dan supaya manusia berjalan berdasarkan syariat islam. bahwa
Allah itu Maha pengampun segala kesalahan manusia akam diampuni, kalau dia
bener-bener bertaubat kambali kepada Allah.
Pada
zaman dahulu islam diadakan dan disampaikan dimasjid-masjid, dan nabi Muhammad
menyampaikanya pertama kali secara sembunyi-sembunyi, dan pada akhirnya nabi
Muhhammad menyampaikan dakwahnya secara terang-terangan. Studi islam pada
awalnya hanya berada diarab saudi dan sekarang
berada dimana-mana, dan studi islam berada hingga saat ini, karena studi
yang sangat dibutuhkan oleh semua manusia. Jika seseorang sebelum bertaubat
melakukan kejahatan maka kejahatan mereka akan dibalas dengan kebaikan,
sesunguhnya Allah maha penyayang jika manusia itu patuh kepada perintah Alah
dan mejauhi sagala laranganya maka orang tersebut akan disayang Allah, dan
manusia tersebut akan selalu dinuangan perlindungan Allah. Sesunguhnya di dalam
Al-quran itu terdapat banyak pengetahuan tentang apa saja baik yang dilarang,
disunahkan diharamkan, dan sebagainya, maka dari itu pelajarilah Al-quran
supaya kita tetap beriman kepada Sang Khaliq (pencipta). Ada dua sumber syariah
islam yaitu diantaranya Al-quran dan as-sunah. Menurut muslim Al-quran
merupakan firman Allah yang tidak bisa diubah, sebagai aturan-aturan nilai-nilai
moral di dalam Al-quran untuk mengikuti dan mengikutinya, sedangkan as-sunah
adalah kehidupan dan telah dilakukan Nabi Muhammad dan yang dicontohkan.[25]
Maka
dapat disimpulkan bahwa kedudukan Metodelogi Studi Islam sangat penting
dikarenakan metodelogi studi islam ini merupakan pendidikan yang dibutuhkan
seluruh umat manusia karena didalam pendidikan islam diajarkan kebaikan, supaya
berakhlak baik, tunduk, patuh kepada Allah, melaksnakan perinah Allah dan
menjauhi segala larangannya.
Islam merupakan jalan menuju surga Allah.
Al-quran dan hadist merupakan pedoman seluruh umat manusia.Pada zaman dahulu
islam diadakan dan disampaikan dimasjid-masjid, dan nabi Muhammad
menyampaikanya pertama kali secara sembunyi-sembunyi, dan pada akhirnya nabi
Muhhammad menyampaikan dakwahnya secara terang-terangan. Studi islam pada
awalnya hanya berada diarab saudi dan sekarang
berada dimana-mana, dan studi islam berada hingga saat ini, karena studi
yang sangat dibutuhkan oleh semua manusia. Setiap manusia membutuhkan studi
islam ini di manapun. Studi islam pada awalnya hanya berada di Arab Saudi dan
sekarang berada di mana-mana, dan studi
islam berada hingga saat ini, karena studi yang sangat dibutuhkan oleh semua
manusia. Setiap manusia membutuhkan studi islam ini di manapun.
H.
Tujuan dan Manfaat Mempelajari
Metodologi studi Islam
Sebagai usaha
untuk lebih mempelajari secara mendalam mengenai agama islam dan seluk-beluk
yang berkenaan mengenai ajaran agama islam, tentu saja dalam studi islam telah
mempunyai haluan yang sangat jelas sekaligus mengarahkan ke mana studi islam
tersebut ditujukan. Adapun arah dan tujuan dalam mempelajari metodologi studi
islam ini adalah untuk mempelajari secara mendetail tentang apa dan bagaimana
hakikat agama islam itu dan bagaimana posisi beserta dengan hubungannya dengan
agama-agama lain yang berbaur dengan kehidupan budaya masyarakat, mempelajari
lebih dalam lagi mengenai pokok-pokok kaidah ajaran agama islam yang asli dan
bagaimana penjabaran serta operasionalisasinya terhadap pertumbuhan dan
perkembangan budaya dengan peradaban islam sepanjang sejarahnya, memperdalam
pengetahuan terhadap dasar-dasar hukum aturan agama islam yang tetap abadi dan
dinamis dan bagaimana aktualisasinya, dan lebih mempelajari lebih dalam tentang
nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar ajaran agama islam dan bagaimana
realisasinya dalam membimbing dan mengarahkan serta mengontrol perkembangan
budaya dan perkembangan budaya dan peradaban manusia pada zaman modern sekarang
ini.
Selain dari hal itu, manfaat dari dalam memperdalam
metodologi studi islam ini ialah memberikan ruang dalam pemikiran yang lebih
kritis terhadap fenomena tentang agama sehingga tidak ada anggapan bahwa ajaran
agama islam ialah klasik, menyeimbangkan terhadap alur pemikiran keagamaan yang
sering kali menonjolkan warna ide-ide bersifat keagamaan yang bersyarat
teologis-partikularistik (berdasar kepada hal-hal yang bersifat egosentris dan
mengutamakan kepentingan pribadi atau kelompok khusus).
Dalam kamus lengkap praktis Inggris-Indonesia serta
Indonesia-Inggris bahwa inside artinya dalam atau ke dalam, sedangkan outside
artinya sebelah luar, dan circle artinya lingkaran.[26]
Berdasarkan penjelasan tersebut, kita dapat mengetahui bahwa inside outside
circlemerupakan dua buah lingkaran yang saling berkaitan antara satu dengan
yang lain yaitu lingkaran dalam atau lingkaran kecil dan lingkaran luar atau
lingkaran besar. Dan dari kesemuanya ini merupakan metode pembelajaran ini dimana
peserta didik saling bertukar informasi pada saat yang bersamaan, dengan
pasangan yag bereda, pola sistem teratur, dan dalam waktu yang singkat. Dengan
adanya metode ini, maka tujuan dalam metodologi studi islam dapat berlangsung
sebagaimana mestinya, bahkan dapat dikatakan akan mengalami proses yang sangat
ideal.
I.
Kesimpulan
Metodolog
adalah cara atau jalan yang kita tempuh untuk meraih atau mengapai cita-cita
yang diinginkan, Metode dibagi menjadi lima yaitu metode historis, metode
sosiologis, metode psikologis, metode anthropologis, dan pendekatan
fenomenologis. Pendidikan islam yaitu pendidikan yang mengajarkan umat manusia
agar memiliki ahlak yang baik, supaya patuh, tanduk dan taat kepada perintah
Allah SWT, dan menjauhi segala laranganya. Pendidikan islam adalah pendidikan
yang dipahami dan dikembangkan serta disusun berdasarkan nilai-nilai yang
terkandung dan bersumber pada Al-qur’an dan Hadist. mata kuliah metodelogi
studi islam ini bertujuan untuk meberikan petunjuk bagi seluruh maha siswanya,
agar mencapai sesuatu yang diinginkanya dengan berdasarkan syariat islam.
Ruang lingkup Studi Islam mencakup semua
bidang kehidupan manusia, studi islm berkembang pesat baik dinegara muslim
maunpun non-muslim. Kedudukan metodelogi studi islam ini sangatlah penting
tanpa pendidikan suatu negara tidak akn berkembang maju, dan pendidikann islam
merupan pendidikan yang membentuk ahlak, prilaku yang baik. Kedudukan
Metodelogi Studi Islam sangat penting dikarenakan metodologi studi islam ini
merupakan pendidikan yang dibutuhkan seluruh umat manusia karena didalam
pendidikan islam diajarkan kebaikan, supaya berahlak baik, tanduk, patuh kepada
Allah, melaksnakan perinah Allah dan menjauhi segala larangannya. Islam
merupakan jalan menuju surga Allah. Al-quran dan hadist merupakan pedoman
seluruh umat manusia.
REFERENSI
“10ipi113363.pdf,” t.t.
Adam Sumarlin. “Pendidikan Humas
Perspektif Islam (Konsep Dan Implementasinya Dalam Proses Belajar Mengajar).” Jurnal
Manajemen Pendidikan Islam 3, no. 1 (2015).
Ahimsa-Putra, Heddy Shri. “FENOMENOLOGI
AGAMA: PENDEKATAN FENOMENOLOGI UNTUK MEMAHAMI AGAMA.” Walisongo: Jurnal
Penelitian Sosial Keagamaan 20, no. 2 (26 Februari 2016): 271.
https://doi.org/10.21580/ws.2012.20.2.200.
Ainissyifa, Hilda. “Pendidikan Karakter
dalam Perspektif Pendidikan Islam” 08, no. 01 (t.t.): 26.
Ainisyifa Hilda. “Pendidikan Karakter
Dalam Perspektif Pendidikan Islam.” Jurnal Pedidikan Universitas Garut
8, no. 1 (2014).
Amar Isrofil. “Studi Normatif
Pendidikan Islam Multikultural.” Islamica 4, no. 2 (2010).
Asmawi. “Peluang Dan Tantangan
Formulasi Metode Studi Islam.” Islamica 5, no. 1 (2010).
Asmawi, Asmawi. “Peluang dan Tantangan
Formulasi Metode Studi Islam.” ISLAMICA: Jurnal Studi Keislaman 5, no. 1
(22 Januari 2014): 77. https://doi.org/10.15642/islamica.2010.5.1.77-87.
———. “Peluang dan Tantangan Formulasi
Metode Studi Islam.” ISLAMICA: Jurnal Studi Keislaman 5, no. 1 (22
Januari 2014): 77. https://doi.org/10.15642/islamica.2010.5.1.77-87.
Azhar, Muhammad. “METODE ISLAMIC
STUDIES STUDI KOMPARATIF ANTARA ISLAMIZATION,” t.t., 14.
Azhar Muhammad. “Metode Islamic
Studies: Studi Komperatif Antara Islamization Of Knowledge Dan
Scientification.” Mukaddimah 18, no. 26 (t.t.).
Kuswojo Pandi. “Ketentuan Belajar Siswa
Pada Mata Pelajaran PAI Melalui Metode Kisah.” Jurnal Pendidikan Islam
1, no. 1 (2012).
Mudawam, Syafaul. “Syariah – Fiqih –
Hukum Islam” 46 (2012): 48.
———. “Syariah – Fiqih – Hukum Islam” 46
(2012): 48.
Nurcahyono, Moh Lutfi. “METODOLOGI
PENEMUAN HUKUM ISLAM,” t.t., 24.
Ruslin Ismah Tita. “Eksistensi Negara
Dalam Islam.” Jurnal Politik Profetik 6, no. 2 (2015).
Ruslin, Ismah Tita. “EKSISTENSI NEGARA
DALAM ISLAM” 6 (2015): 25.
Sulaiman Abu Hamid. “(ed),Islamization
Of Knowledge, General And Work Plan,” t.t.
Susanto, Edi. “PENDIDIKAN AGAMA ISLAM;
ANTARA TEKSTUALIS NORMATIF DENGAN KONTEKSTUALIS HISTORIS” 4 (2009): 20.
Susanto Edi. “Pendidikan Agama Islam:
Antara Tekstualis Normatif Dengan Kontekstualis Historis.” Tadris 4, no.
2 (2009).
Susanto, Edi. “PENDIDIKAN AGAMA ISLAM;
ANTARA TEKSTUALIS NORMATIF DENGAN KONTEKSTUALIS HISTORIS” 4 (2009): 20.
Wahyudi, Dedi, dan Lilis Marwiyanti.
“PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INSIDE OUTSIDE CIRCLE DALAM MATA PELAJARAN AKIDAH
AKHLAK” 7 (2017): 26.
Wardani. “Agenda Pengembangan Studi
Islam Di Perguruan Tinggi.” Khazanah 13, no. 2 (2015).
Widhiyoga, Ganjar. “NORMATIVITAS PERANG
DALAM ISLAM” 2 (2013): 12.
Za Rabrani. “Islamic Studies Dalam
Pendekatan Multidisipliner(Suatu Kajian Granual Menuju Paradigme Global).” Jurnal
Ilmiah Peuradeun 2, no. 2 (2014).
[5] Asmawi Asmawi, “Peluang dan
Tantangan Formulasi Metode Studi Islam,” ISLAMICA: Jurnal Studi Keislaman
5, no. 1 (22 Januari 2014): 9, https://doi.org/10.15642/islamica.2010.5.1.77-87.
[6] Edi Susanto, “PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM; ANTARA TEKSTUALIS NORMATIF DENGAN KONTEKSTUALIS HISTORIS” 4 (2009): 4.
[8]Sulaiman
Abu Hamid, “(ed),Islamization Of Knowledge, General And Work Plan,” t.t. Azhar
Muhammad, “Metode Islamic Studies: Studi Komperatif Antara Islamization Of
Knowledge Dan Scientification,” Mukaddimah 18, no. 26 (t.t.).(2009)
[10]Susanto
Edi, “Pendidikan Agama Islam: Antara Tekstualis Normatif Dengan Kontekstualis Historis,”
Tadris 4, no. 2 (2009).
[11]Za
Rabrani, “Islamic Studies Dalam Pendekatan Multidisipliner(Suatu Kajian Granual
Menuju Paradigme Global),” Jurnal Ilmiah Peuradeun 2, no. 2 (2014).
[12]Kuswojo
Pandi, “Ketentuan Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PAI Melalui Metode Kisah,” Jurnal
Pendidikan Islam 1, no. 1 (2012).
[15]Ainisyifa
Hilda, “Pendidikan Karakter Dalam Perspektif Pendidikan Islam,” Jurnal
Pedidikan Universitas Garut 8, no. 1 (2014).
[16]Adam
Sumarlin, “Pendidikan Humas Perspektif Islam (Konsep Dan Implementasinya Dalam
Proses Belajar Mengajar),” Jurnal Manajemen Pendidikan Islam 3, no. 1
(2015).
[19] Asmawi Asmawi, “Peluang dan
Tantangan Formulasi Metode Studi Islam,” ISLAMICA: Jurnal Studi Keislaman
5, no. 1 (22 Januari 2014): 1, https://doi.org/10.15642/islamica.2010.5.1.77-87.
[22] Heddy Shri Ahimsa-Putra,
“FENOMENOLOGI AGAMA: PENDEKATAN FENOMENOLOGI UNTUK MEMAHAMI AGAMA,” Walisongo:
Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan 20, no. 2 (26 Februari 2016): 2,
https://doi.org/10.21580/ws.2012.20.2.200.
[24] Edi Susanto, “PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM; ANTARA TEKSTUALIS NORMATIF DENGAN KONTEKSTUALIS HISTORIS” 4 (2009): 2.
[26] Dedi Wahyudi dan Lilis
Marwiyanti, “PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INSIDE OUTSIDE CIRCLE DALAM MATA
PELAJARAN AKIDAH AKHLAK” 7 (2017): 16.
Komentar
Posting Komentar